Ciri-ciri Pasar Oligopoli Lengkap dengan Pengertian dan Contoh Kasusnya di Indonesia
Ilustrasi market (unspalsh).jpg

Bagikan:

YOGYAKARTA – Ada banyak istilah di dunia pasar yang patut diketahui oleh pengusaha, salah satunya adalah oligopoli.

Istilah ini mengacu pada sebuah kondisi pasar di mana jumlah pedagang dan pembeli tidak sebanding. Namun, pengertiannya tidak sesederhana itu.

Lantas, apa pengertian dan ciri-ciri pasar oligopoli?

Menurut Kamus Besar Bahasa Indonesia (KBBI), oligopoli adalah keadaan pasar dengan produsen pembekal barang hanya berjumlah sedikit sehingga mereka atau seorang dari mereka dapat memengaruhi harga pasar; keadaan pasar yang tidak seimbang karena dipengaruhi oleh sejumlah pembeli.

Sedangkan secara umum, pasar oligopoli adalah sebuah kondisi terjadinya persaingan yang tidak sehat/tidak seimbang/tidak sempurna pada pasar.

Hal itu menyebabkan kegiatan transaksi jual beli tidak seimbang. Kondisi persaingan yang tidak seimbang ini kemudian dikenal dengan Pasar Oligopoli.

Ciri-ciri Pasar Oligopoli

Salah satu ciri-ciri pasar oligopoli adalah jumlah produsen atau pedagang suatu barang tak sebanding dengan jumlah pembeli atau konsumen. Artinya, secara sederhana bisa dikatakan bahwa pasar oligopoli terjadi karena pasar hanya dikuasai oleh beberapa produsen atau pedagang sedangkan jumlah pembeli tidak sebanding. Selain itu ciri-ciri pasar oligopoli adalah sebagai berikut.

1. Tidak Ada Perusahaan Tunggal

Di pasar oligopoli, tidak ada perusahaan atau produsen tunggal yang menguasai pasar. Justru biasanya terdapat beberapa produsen yang dalam praktiknya akan memengaruhi satu sama lain. Kondisi ini akan membuat perusahaan sangat hati-hati dalam menentukan harga, stok, dan sebagainya. Produsen biasanya juga akan saling ketergantungan.

2. Perusahaan Tak Banyak

Meski tidak ada perusahaan, pedagang, atau produsen tunggal di sebuah pasar oligopoli, namun jumlah produsen atau pedagangnya juga tidak banyak. Nominal “banyak” dalam hal ini relatif namun bisa dikatakan kurang dari 10.

3. Ada Banyak Pembeli

Selain tidak ada banyak produsen atau penjual, jumlah pembelinya banyak dan terus bertambah. Hal ini membuat persaingan di kalangan produsen makin tinggi.

4. Barang Bersifat Homogen dan Saling Menggantikan

Homogen dalam artian sama. Dalam pasar oligopoli, barang yang diproduksi biasanya sama namun bisa saling menggantikan. Misalnya, dalam satu pasar terdapat satu produk yang sama namun masing-masing perusahaan memproduksi dengan corak yang berbeda.

5. Harga Tak Terpaut Jauh

Karena barang yang diproduksi homogen, maka harga yang ditawarkan ke pasar hampir mirip atau biasanya hanya selisih tipis. Kondisi ini menyebabkan terjadinya persaingan harga untuk menggaet konsumen sebanyak-banyaknya.

6. Daya saing Tinggi

Daya saing antar produsen atau pedagang biasanya tinggi. Oleh karenanya mereka akan mengeluarkan berbagai strategi marketing yang cerdik.

Contoh Pasar Oligopoli

Kondisi pasar oligopoli tidak hanya terjadi di pasar mancanegara, bahkan pasar nasional juga mengalami hal yang sama.

Contohnya, industri ponsel dunia yang didominasi oleh Apple dan Android. Keduanya memiliki produk yang sama, namun memiliki jenis, corak, produk yang berbeda. Kedua OS memiliki fitur yang serupa dan tak begitu jauh. Selain itu harga yang ditawarkan juga tak begitu terpaut jauh.

Sedangkan di Indonesia kondisi pasar tersebut terjadi pada industri rokok. Di Indonesia ada banyak produsen rokok berbasis tembakau.

Meski ada banyak produsen, namun produk yang dihasilkan hanya satu yakni rokok tembakau.

Tiap produsen memiliki merk, corak, rasa, dan ukuran yang berbeda. Sedangkan harga yang ditawarkan juga tidak terpaut jauh sehingga tiap produsen akan berlomba-lomba melakukan strategi marketing yang cerdik untuk menggaet konsumen sebanyak mungkin.

Itulah pengertian dan ciri-ciri pasar oligopoli. Untuk mendapatkan informasi menarik lain kunjungi VOI.ID.