JAKARTA – Menteri Keuangan (Menkeu) Sri Mulyani pada tengah pekan ini melakukan kunjungan kerja ke Amerika Serikat terkait dengan sejumlah agenda resmi kenegaraan.
Dalam lawatan tersebut, Menkeu menyempatkan diri untuk berdiskusi dengan kalangan akademisi Harvard Kennedy School, Cambridge, Massachusetts bersamaan dengan pengenalan buku Keeping Indonesia Safe from The Covid-19 Pandemic.
Bendahara negara menjelaskan bahwa seluruh dunia tidak memiliki referensi bagaimana menghadapi pandemi karena belum pernah terjadi sebelumnya. Diungkapkan jika dunia juga tidak tahu bagaimana merancang respons fiskal yang tepat untuk situasi tersebut.
“Saya pikir ada baiknya ketika menghadapi situasi luar biasa seperti ini, kebijakan yang dirumuskan untuk menjawab tantangan luar biasa semacam ini perlu ditangkap dan didokumentasikan, kemudian dibagikan kepada masyarakat. Sebab, pandemi ini bukan yang pertama dan terakhir untuk Indonesia khususnya,” ujarnya melalui keterangan tertulis, Minggu, 9 Oktober.
Menkeu menambahkan, buku ini berisi mengenai bagaimana Indonesia menciptakan berbagai kebijakan extraordinary dalam menghadapi tantangan yang luar biasa agar masyarakat dan perekonomian terselamatkan dari COVID-19.
“Kami membahas bagaimana dampak kebijakan yang diambil. Kami melibatkan analis independen dan banyak peneliti yang sangat kredibel, dan juga menyimpulkan dengan diskusi. Apa yang sebenarnya bisa dilakukan dengan lebih baik? Dan bagaimana ini akan memberikan pelajaran?” tuturnya.
BACA JUGA:
Lebih lanjut, Menkeu menjelaskan secara garis besar bagaimana pandemi memberikan dampak di sektor kesehatan kemudian berlanjut hingga memberikan dampak di sektor ekonomi.
“Pemerintah Indonesia segera meresponnya dan memetakan konsekuensi ekonomi dari guncangan kesehatan ini,” kata dia.
Di dalam kondisi tersebut, sambungnya, APBN harus melindungi masyarakat agar tidak terkena dampak pandemi terlalu dalam.Diungkapkan jika APBN memberikan dukungan melalui berbagai program penanganan pandemi dan pemulihan ekonomi nasional, baik untuk masyarakat miskin dan rentan, UMKM, hingga korporasi.
“Saya berharap buku ini dapat menjadi pembelajaran dan pedoman bagi kita dalam menghadapi pandemi di masa mendatang. Sehingga, Indonesia setidaknya memiliki sebuah buku yang merangkum semua pengalaman yang kita miliki selama ini yang sangat sangat unik, tetapi juga luar biasa,” tutup Menkeu Sri Mulyani.