Bagikan:

JAKARTA – Duka mendalam masih menyelimuti persepakbolaan Indonesia pascatragedi yang terjadi di Stadion Kanjuruhan, Malang usai laga Arema FC kontra Persebaya Surabaya akhir pekan lalu.

Diketahui bahwa usai pertandingan itu terjadi peristiwa paling memilukan dalam sejarah sepak bola Indonesia karena ratusan nyawa melayang diduga akibat kesalahan prosedur pengamanan oleh aparat.

Sejatinya, sepak bola adalah hiburan dan pemberi kesenangan bagi siapa pun yang menonton. Animo membludak penggemar di stadion jadi bukti sahih tidak terbantahkan bahwa bangsa ini punya minta yang besar pada olahraga kulit bundar.

Maka jangan heran jika banyak pihak ingin produk atau perusahaannya dilihat banyak orang melalui media sepak bola. Dari sini kemudian berkembang perputaran uang yang cukup fantastis.

Sebuah kajian yang dilansir Lembaga Penyelidikan Ekonomi dan Masyarakat Universitas Indonesia (LPEM UI) menyebutkan bahwa valuasi Liga 1 musim 2022/2023 diperkirakan mencapai Rp2,7 triliun. Angka tersebut digadang-gadang lebih tinggi jika dibanding periode 2019 (sebelum pandemi COVID-19) yang hanya sebesar Rp1,35 triliun.

Lantas bagaimana dengan nilai ekonomi yang berputar di sebuah klub seperti Arema FC? Berdasarkan informasi yang dihimpun redaksi, pada awal musim ini tim kebanggaan warga Malang itu dihuni oleh tujuh sponsor resmi yang mejeng di jersey utama, yakni The legion, Indomie, MS Glow for Men, Vidio, Bukalapak, Extrajoss, dan KFC.

Sementara untuk seragam latihan, terpampang tiga pendukung utama, yaitu The legion, Bola88 dan MS Glow for Men. Kabar terakhir menyebut jika manajemen memutus kontrak dengan Bola88 karena ditengarai terafiliasi dengan aktivitas perjudian.

Tidak disebutkan secara pasti berapa nilai kontrak dari masing-masing perusahaan itu, mengingat jenis sponsorship cukup berbeda tergantung besaran logo yang dipasang dan letak penempatan di kostum tim.

Akan tetapi, redaksi memperoleh gambaran mengenai berapa kira-kira uang yang harus dibayar untuk bisa menjadi bagian dari tim. Hal itu diketahui dari pernyataan Presiden Arema FC Gilang Widya Pramana.

“Saat sekarang COVID-19 mendapat sponsor Rp3 miliar itu sudah luar biasa. Kita maksimal di Rp5 miliar, itu pun sebelum pandemi,” ujar Gilang musim lalu yang juga menjadi pemilik dari usaha Juragan99.

Artinya, jika terdapat tujuh sponsor di tim utama Arema FC, maka setidaknya klub ini mengantongi Rp21 miliar per musim. Nilai ini belum ditambah royalti hak siar, penjualan tiket pertandingan, maupun kerja sama lain.

Meski begitu, Gilang sempat ‘membuka dapur’ Arema yang menyebut jika kebutuhan dana untuk menghidupi satu tim selama sebulan tidak kurang dari Rp20 miliar.

“Pengeluaran klub Rp20 miliar satu bulan untuk gaji pemain, biaya operasional dan lain-lain,” kata dia.

Terlepas dari unsur monetisasi sepak bola, satu hal yang harus disadari semua pihak: tidak ada sepak bola seharga nyawa. Cepat pulih Singo Edan!