BI Turun Gunung Bantu Pemulihan Sektor Pariwisata demi Amankan Devisa
Ilustrasi (Foto: Dok. Antara)

Bagikan:

JAKARTA – Bank Indonesia (BI) dan pemerintah menegaskan komitmen penguatan sinergi untuk mendorong pemulihan sektor industri pariwisata agar lebih berkontribusi bagi perekonomian nasional.

Deputi Gubernur BI Dody Budi Waluyo mengatakan pariwisata merupakan lini yang sangat strategis mengingat perannya yang besar dalam menyumbang devisa dan memberikan nilai tambah bagi perekonomian.

“Momentum pemulihan pariwisata terus berlangsung seiring dengan terkendalinya pandemi COVID-19 serta pelonggaran pembatasan mobilitas di berbagai negara, termasuk Indonesia,” ujar dia dalam keterangan resmi dikutip Selasa, 4 Oktober.

Meski demikian, Dody menilai tantangan perlambatan ekonomi global, risiko stagflasi, dan tingginya ketidakpastian perlu terus diwaspadai. Oleh karena itu, momentum pemulihan industri pelesir perlu terus dioptimalkan, antara lain konsistensi kebijakan pengembangan pariwisata baik serta penguatan transaksi berjalan dan memperkuat ketahanan ekonomi nasional.

“Bank Indonesia berkomitmen penuh untuk terus bersinergi dengan pemerintah pusat dan daerah dalam upaya meningkatkan peran terkait pariwisata-ekraf, antara lain melalui penguatan advokasi dan kajian, pengembangan UMKM, serta digitalisasi sistem pembayaran pendukung pariwisata,” tegasnya.

Dalam kesempatan yang sama, Deputi Bidang Pariwisata dan Ekonomi Kreatif Kemenko Kemaritiman Odo R.M. Manuhutu menyatakan kolaborasi pemulihan sektor pariwisata diharapkan dapat lebih mudah dan sinergis. Dia menekankan kembali arahan Presiden untuk mengajak masyarakat berwisata di dalam negeri.

“Dalam kaitan ini, kami mendukung penguatan implementasi dari program Bangga Berwisata #diIndonesiaAja dengan target 1,4 miliar pergerakan wisatawan domestik pada 2023. Serta mempercepat pengembangan pariwisata berkelanjutan untuk meningkatkan daya saing,” katanya.

Senada, Deputi Bidang Pengembangan Destinasi dan Infrastruktur Kementerian Pariwisata Vinsensius Jemadu, menyampaikan pemerintah terus mengoptimalkan peluang dari travel demand global yang masih tinggi.

“Kami terus terus berupaya untuk mengatasi berbagai tantangan yang dihadapi untuk memastikan pengembangan destinasi berjalan dengan baik untuk memperkuat pariwisata nasional ke depan,” ucap dia.

Adapun, sinergi BI dan pemerintah tertuang dalam 10 langkah strategis untuk mempercepat pemulihan dan penguatan pariwisata nasional.

1. Melanjutkan dan mengoptimalkan pelonggaran wisatawan, termasuk dengan mengkaji penyempurnaan regulasi terkait visa

2. Mendorong percepatan perbaikan kapasitas dan frekuensi angkutan udara, khususnya untuk menunjang mobilitas ke destinasi wisata, sejalan dengan permintaan yang meningkat

3. Mempercepat pengembangan 5 Destinasi Pariwisata Super Prioritas (DPSP), termasuk dengan didukung oleh peningkatan dukungan amenitas dan penerapan prinsip pariwisata berkelanjutan (quality tourism)

4. Melanjutkan pengembangan Destinasi Pariwisata Prioritas (DPP) dan destinasi pariwisata lainnya, didukung oleh alokasi anggaran dan pengaturan pengelolaan aset yang telah terbangun

5. Memastikan terselenggaranya event skala internasional dan nasional yang telah terjadwal, termasuk agenda Kharisma Event Nusantara (KEN) 2022 dan rangkaian kegiatan pendukung keketuaan ASEAN pada 2023

6. Meningkatkan sinergi dukungan pemerintah terhadap pelaksanaan Meetings, Incentives, Conferences, and Exhibitions (MICE)

7. Melanjutkan dukungan insentif dan peningkatan akses pembiayaan bagi pelaku usaha pariwisata dan ekonomi kreatif (parekraf) dan desa wisata, termasuk melalui dukungan kebijakan makroprudensial untuk sektor prioritas

8. Mendorong sinergi program dalam pengembangan UMKM pendukung pariwisata dan desa wisata, termasuk memperluas digitalisasi transaksi pembayaran antara lain melalui QRIS dan memanfaatkan potensi dari QRIS antarnegara

9. Mendorong promosi pembukaan pariwisata Indonesia yang lebih luas melalui rangkaian kegiatan Bangga Berwisata Indonesia (BBWI) 2023

10. Mengakselerasi vaksinasi dan memperluas penerapan Cleanliness, Healthy, Safety, and Environmental Sustainability (CHSE) berstandar SNI di destinasi wisata.