Ekonomi Digital RI Bakal Capai 150 Miliar Dolar AS di 2025, Pemerintah Diminta Siapkan Infrastruktur dan Tingkatkan SDM
Ilustrasi (Foto: Dok. Antara)

Bagikan:

JAKARTA - Ekonomi digital dapat menjadi sumber perekonomian baru yang menopang pertumbuhan ekonomi Indonesia di masa depan.

Nilai ekonomi digital Indonesia akan mencapai 150 miliar dolar di tahun 2025.

Untuk itu, pemerintah diminta tidak hanya menyiapkan infrastruktur, tetapi juga meningkatkan sumber daya manusia (SDM).

Ekonom Institute for Development of Economics and Finance (Indef) Nailul Huda, upaya pemerintah untuk mengembangkan ekonomi digital adalah langkah yang bagus sehingga patut diapresiasi dan didukung. Namun, pemerintah juga harus meningkatkan SDM.

"Tentu usaha pemerintah untuk mengembangkan ekonomi digital patut kita dukung, di mana upaya untuk memberikan akses internet ini suatu yang bagus. Namun demikian, pemerintah juga jangan lupa untuk menyiapkan sumber daya manusia di daerah untuk dapat menggunakan internet ke sesuatu yang produktif," kata Huda kepada wartawan, Kamis, 29 September.

Menurut Huda, pentingnya faktor SDM dalam upaya percepatan transformasi ekonomi digital dapat dilihat dari besarnya jumlah pengguna yang memanfaat internet untuk kegiatan usaha.

"Data BPS menyebutkan meskipun sudah teraliri sinyal internet, sebagian besar penggunaan masih diperuntukkan untuk komunikasi. Untuk berdagang dan kegiatan berkegiatan produktif masih relatif rendah," ujarnya.

Berdasarkan Statistik Komunikasi Indonesia 2021 yang dikeluarkan Badan Pusat Statistik (BPS), tujuan mengakses internet di perdesaan adalah mendapatkan berita 73,05 persen, mendapatkan informasi untuk proses pembelajaran 50,66 persen, mengirim atau menerima email 11,42 persen, media sosial 93,47 persen, pembelian barang/jasa 13,66 persen, penjualan barang/jasa 4,99 persen, hiburan 72,28 persen, dan fasilitas finansial 4,43 persen.

Huda menyebut, adanya tiga aspek yang patut diperhatikan dalam upaya transformasi ekonomi digital yakni aspek infrastruktur, aspek sumber daya manusia, serta aspek penggunaan dari ekonomi digital.

"Saya rasa dua aspek terakhir yang saya sebutkan masih kurang sentuhan oleh pemerintah. Akibatnya digital skill kita masih relatif lebih rendah dibandingkan dengan negara negara lain seperti Singapura ataupun Malaysia," pungkasnya.

Pembangunan Infrastruktur

Sementara itu, Peneliti Center of Reform on Economics (Core) Indonesia Eliza Mardian menambahkan, potensi bisnis digital oleh kaum muda, baik itu generasi milenial maupun Gen Z bisa lebih dioptimalkan lagi.

"Bisnis digital di kalangan muda sangat potensial mengingat penetrasi yang paling tinggi memang di usia muda," kata Eliza.

Menurut dia, saat ini wadah untuk berbisnis bagi kaum muda adalah melalui e-commerce.

Pangsa pasar yang besar ternyata belum sanggup dipenuhi pelaku usaha dalam negeri.

"Berdasarkan data BPS, kendala yang paling banyak dihadapi oleh para e-commerce karena faktor demand. Artinya dari sisi demand-nya perlu kita tingkatkan," ungkap Eliza.

Eliza mengatakan, mayoritas masyarakat Indonesia menggunakan internet untuk hiburan, dan berkomunikasi. Sedangkan untuk aktivitas ekonomi belum setinggi itu.

"Untuk mengonversi pengguna internet menjadi aktivitas ekonomi membutuhkan transformasi paradigma di berbagai level stakeholders, pemerintah, pelaku usaha, termasuk kebutuhan infrastruktur penunjang," jelasnya.

Seperti diketahui, pemerintah sendiri terus membangun infrastruktur digital yang memadai di seluruh Indonesia.

Salah satunya pemerintah telah menyiapkan infrastruktur teknologi berupa fiber optic maupun pengembangan teknologi terbaru yang sering disebut Low Earth Orbit Satellite sehingga 17.000 pulau di Indonesia akan saling terkoneksi.

"Untuk pembangunan infrastruktur memang sangat diperlukan ya terutama di luar jawa. Karena infrastruktur ini bagian dari ekosistem digital. Pemerataan di luar jawa harus diprioritaskan agar meningkatkan perekonomian daerah tersebut," tegas Eliza.

Sebelumnya, Menteri Koordinator Bidang Perekonomian Airlangga Hartarto mengatakan nilai ekonomi digital Indonesia akan mencapai 150 miliar dolar AS di tahun 2025.

Dalam digitalisasi ASEAN, Indonesia memimpin dengan porsi sebesar 40 persen dan pada tahun 2030 diprediksi akan mengalami peningkatan.

"Para Mahasiswa inilah yang akan menjadi sumber SDM dan talenta digital kita ke depan, yang tentu harus dipersiapkan untuk menghadapi transformasi digital ini," kata Menko Airlangga.