Negara Tujuan Ekspor di Ambang Resesi, RI <i>Kudu Piye</i>?
Ilustrasi (Foto: Dok. Antara)

Bagikan:

JAKARTA – Kinerja ekspor Indonesia yang terus mencatatkan hasil positif dalam beberapa waktu belakangan ini ditengarai tengah menghadapi ancaman yang cukup serius. Pasalnya, bukuan moncer perdagangan luar negeri tidak lepas dari tingginya permintaan negara-negara mitra kerja sama.

Hal itu diungkapkan oleh Menteri Keuangan (Menkeu) Sri Mulyani saat memberikan pemaparan realisasi APBN periode Agustus 2022. Menurut dia, kondisi banyak negara, utamanya negara maju, sedang dihadapkan pada perlambatan ekonomi.

Atas situasi tersebut sudah bisa dipastikan kebutuhan akan barang-barang penunjang produksi bakal merosot. Hal ini jelas menjadi momok tersendiri bagi Indonesia untuk bisa mempertahankan momentum apik sektor ekspor.

“Kinerja ekspor sangat baik selama ini, namun kita juga tidak boleh terlena karena ekspor tentu sangat dipengaruhi oleh negara tujuan. Di sisi lain negara tujuan ini sekarang sudah mulai mengalami pelemahan ekonomi,” ujarnya awal pekan ini.

Menkeu menjelaskan, beberapa mitra dagang utama RI seperti China, Amerika Serikat dan Jerman tercatat membukukan koreksi ke bawah atas pertumbuhan ekonomi.

“Tren pelemahan pertumbuhan sudah terlihat pada kuartal kedua dan akan semakin dalam kuartal keempat. Sehingga, prediksi soal pelemahan ekonomi tahun ini dan tahun depan, termasuk resesi sudah mulai muncul,” tuturnya.

Sebagai informasi, kinerja ekspor Indonesia pada Agustus 2022 adalah sebesar 27,9 miliar dolar AS. Angka itu menjadi nilai ekspor bulanan tertinggi sepanjang sejarah.

Torehan tersebut sekaligus meningkat 9,17 persen secara month to month (mtm), naik 32,77 persen secara year on year (yoy), dan melesat 35,42 persen secara year to date (ytd).

Sementara di sisi impor, diketahui sebesar 22,15 miliar dolar AS yang didominasi oleh bahan baku dan barang modal.

Sehingga, berkat kinerja ekspor yang gemilang membuat neraca perdagangan hingga Agustus 2022 surplus 5,76 miliar dolar. Hasil itu memperpanjang rekor surplus selama 28 bulan berturut-turut yang diraih Indonesia.