Bagikan:

JAKARTA - Kementerian Kelautan dan Perikanan (KKP) menyatakan bahwa ada perlambatan ekspor perikanan Indonesia. Terutama, ke negara-negaara tujuan dagang utama.

Direktur Pemasaran Ditjen Penguatan Daya Saing Produk Kelautan dan Perikanan (PDSPKP) KKP Erwin Dwiyana mengatakan, perlambatan ini dipengaruhi kondisi ancaman resesi global yang melemahkan permintaan negara mitra dagang utama.

Berdasarkan data yang dimiliki, Erwin menyebutkan, sepanjang 2022, negara yang menjadi pasar utama ekspor perikanan Indonesia tertinggi adalah Amerika Serikat (AS) senilai 2,32 miliar dolar AS (37,12 persen). Kemudian, ada Tiongkok senilai 1,12 miliar dolar AS (18,02 persen), Jepang mencapai 742,93 juta dolar AS (11,91 persen), Asean sebesar 729,37 juta dolar AS (11,69 persen), dan Uni Eropa senilai 377,65 juta dolar AS (6,05 persen).

Meski perolehan ekspor dari kelima negara tersebut sangat besar, Erwin menyatakan, ekspor udang di AS telah mengalami penurunan.

"Sedangkan, di Tiongkok kebalikannya, kontribusi terbesar adalah udang dan rumput laut. Uni Eropa juga sama mengalami kenaikan yang paling tinggi didorong dari ekspor cumi, sotong, rumput laut, dan gurita. Kemudian, Jepang juga naik untuk ekspor udang dan tuna," kata Erwin dalam acara Bincang Bahari Peta Sektor Kelautan dan Perikanan di Tengah Ancaman Resesi dipantau secara daring, Selasa, 21 Februari.

Melihat adanya tren penurunan ekspor perikanan ke beberapa negara tujuan utama, maka Erwin menilai Indonesia perlu melirik peluang pasar dalam negeri dan diversifikasi negara tujuan ekspor.

Di pasar dalam negeri, lanjut Erwin, serapan produk ikan untuk konsumsi pada 2021 sebesar 12,66 juta ton dan naik menjadi 13,11 juta ton pada 2022.

"Kami harusnya lihat pasar dalam negeri, kelihatannya perikanan tangkap dan produk perikanan tangkap ini masih berkontribusi besar daripada perikanan budidaya. Serapan produk ikan terbesar nasional ini masih didominasi di pulau Jawa karena jumlah penduduknya banyak terkonsentrasi di sana," ujarnya.

Erwin menilai, pihaknya sudah melirik negara lainnya selain pasar utama ekspor ikan, seperti Australia, Korea Selatan, dan Arab Saudi yang akan diupayakan untuk jamaah haji.

"Mudah-mudahan nanti di bulan April kami sudah bisa ekspor ke Arab Saudi untuk jamaah haji," ucap dia.

Untuk mengupayakan pembukaan pasar ekspor ke beberapa negara tersebut, Erwin memastikan agar rantai pasok dan jaminan mutu produk perikanan yang akan diekspor bisa terpenuhi.