JAKARTA - Gubernur Sulawesi Utara (Sulut), Olly Dondokambey bersama CEO Jeju Air, Mr E Baek Kim menandatangani Nota Kesepahaman untuk mengembangkan sektor wisata dan ekonomi kreatif.
Gubernur Sulawesi Utara Olly Dondokambey dalam keterangan tertulisnya mengatakan, sektor pariwisata merupakan salah satu sektor strategis penyumbang devisa negara.
"Konektivitas yang baik menyebabkan generasi muda yang berdomisili di pulau-pulau terpencil dapat tetap bersekolah dan menerima pendidikan yang baik," katanya, dikutip dari Antara, Sabtu 17 September.
Gubernur Sulawesi Utara (Sulut), Olly Dondokambey bersama CEO Jeju Air, Mr E Baek Kim menandatangani Nota Kesepahaman untuk mengembangkan sektor wisata dan ekonomi kreatif.
Penandatangan MoU tersebut disaksikan Presiden RI kelima, Megawati Sukarnoputri dan Duta Besar Republik Indonesia untuk Republik Korea, Gandi Sulistiyanto.
Megawati Sukarnoputri di Seoul dalam rilis yang dari Diskominfo Sulut mengatakan, penandatanganan Nota Kesepahaman Jeju Air dan Pemerintah Provinsi Sulawesi Utara adalah bukti bahwa pariwisata Indonesia menarik bagi masyarakat Korsel.
"Melalui perjanjian yang bersifat Win Win ini, terbuka pintu kesempatan yang lebih luas untuk kolaborasi antara pelaku industri wisata dan kreatif antara kedua negara,” katanya.
Selanjutnya, Duta Besar Republik Indonesia untuk Republik Korea, Gandi Sulistiyanto menyampaikan bahwa konektivitas adalah kunci utama untuk menciptakan kesejahteraan.
Maskapai penerbangan Jeju Air tidak hanya memungkinkan masyarakat Korsel untuk mengakses Sulut, tetapi juga masyarakat Sulut khususnya generasi muda pelaku industri wisata dan kreatif untuk akses pasar Korsel, termasuk mempelajari Hallyu/Korean Wave.
Masyarakat Korea bukan masyarakat yang asing untuk provinsi Sulawesi Utara karena sebelum pandemi wisatawan Korsel merupakan salah satu wisatawan yang terbanyak berkunjung ke Sulut.
Jarak yang cukup dekat yaitu sekitar lima jam durasi terbang antara Jeju ke Manado diharapkan dapat semakin meningkatkan wisatawan yang berkunjung ke Sulut.
Di samping itu disampaikan juga kesamaan budaya dan kuliner yang cukup kental antara masyarakat Sulut dan Korsel seperti kuliner yang terasa pedas dan asam.
CEO Jeju Air, Mr E Baek Kim, dalam sambutannya, menekankan bahwa wisata alam Indonesia, khususnya Provinsi Sulawesi Utara sangat dikenal oleh masyarakat Korsel.
Sejauh ini, hanya terdapat 23 kali penerbangan oleh maskapai Korsel ke Indonesia dan melalui penandatanganan Nota Kesepahaman, Jeju Air akan mengupayakan pembukaan rute ke berbagai wilayah di Indonesia, termasuk Bali, Lombok, Yogyakarta dan Jakarta.
BACA JUGA:
Kepala Dewan Pengarah Badan Riset dan Inovasi Nasional RI turut menyaksikan penandatanganan Nota Kesepahaman antara Pemerintah Sulawesi Utara dan Jeju Air untuk Pengembangan Bersama Sektor Pariwisata dan Ekonomi Kreatif.
Penandatanganan MoU akan ditindaklanjuti dengan pembukaan rute dari Bandar Udara di Korsel seperti Incheon, Busan, dan Jeju ke Bandara Internasional Sam Ratulangi di Manado sebelum akhir tahun 2022. Hal ini dilakukan menjelang Peringatan 50 Tahun Hubungan Bilateral RI-Korsel di tahun 2023.
Difasilitasi oleh KBRI Seoul, pembahasan draf Nota Kesepahaman dilakukan secara daring selama dua bulan.
Sejak dirumuskan, Nota Kesepahaman ditujukan untuk meningkatkan kolaborasi antara pelaku industri wisata serta menumbuhkan talenta-talenta baru di bidang ekonomi kreatif.
Penandatanganan dihadiri oleh Walikota Bitung, Maurits Mantiri, Anggota DPRD Provinsi Sulawesi Utara, Rocky Wowor, wakil Jeju Air dan KBRI Seoul, serta wakil-wakil dari Pemprov Sulut hadir secara daring.