Perusahaan Milik Suami Puan Maharani Targetkan Pendapatan 155 Juta Dolar AS di 2023
Foto: Dok. Rukun Raharja

Bagikan:

JAKARTA - Perusahaan migas yang dimiliki oleh suami Puan Maharani, Happy "Hapsoro" Sukmonohadi, PT Rukun Raharja Tbk (RAJA) menargetkan laba bersih bertumbuh hingga 2 kali lipat pada 2023. Pendapatan juga diproyeksi naik 28 persen menjadi 155 juta dolar AS.

Direktur Keuangan Rukun Raharja Okan Lesmana mengatakan, keyakinan perseroan tersebut seiring dengan rampungnya sejumlah proyek, termasuk beroperasi komersilnya Pipa Gas Blok Rokan.

"Kami berharap dan optimistis estimasi pendapatan 2022 bisa rebound dari tahun sebelum atau saat pandemi Covid-19. Kami perkirakan tahun ini bisa bukukan 120 juta dolar AS dan 2023 berharap ada peningkatan lumayan baik sekitar 25 persen-28 persen jadi 155 juta dolar AS," ujarnya, dikutip Rabu 14 September.

Selain itu, emiten berkode RAJA ini menargetkan laba bersih dapat tumbuh menjadi 6 juta-7 juta dolar AS pada tahun ini. Pada 2023, target laba bersihnya melompat 228,5 persen menjadi antara 20 juta-23 juta dolar AS.

RAJA mencatatkan kinerja yang terus meningkat pasca pandemi COVID-19 yang selama 2 tahun ini cukup mempengaruhi bisnispPerseroan dan juga industri energi gas. Berdasarkan Laporan Keuangan yang berakhir 30 Juni 2022 (unaudited), RAJA melaporkan total pendapatan sebesar 56 juta dolar AS, meningkat 12 persen YoY dari 50 juta dolar AS pada periode yang sama tahun lalu.

Kenaikan pendapatan Perseroan berasal dari peningkatan pendapatan penjualan gas, kontribusi unit bisnis baru Perseroan yaitu LPG Terminal di Rembang, dan Operation & Maintenance pada pembangkit tenaga panas bumi (PLTP) Geothermal Star Energy Gunung Salak.

Sejalan dengan kenaikan pendapatan tersebut, laba kotor dan laba bersih perseroan tahun berjalan meningkat masing-masing sebesar 16 persen dan 977 persen atau menjadi 9,1 juta dolar AS dan 3,3juta dolar AS.

Kenaikan laba bersih yang sangat signifikan dipengaruhi oleh peningkatan bagian laba dari investasi Perseroan pada unit bisnis investasi hulu. Hal ini terkait dengan kenaikan harga minyak mentah yang cukup tinggi di semester I 2022 dibandingkan periode yang sama yaitu semester I 2021.