Tandatangani Kerja Sama dengan KPBU Bandara Kediri Milik Gudang Garam-nya Konglomerat Susilo Wonowidjojo, Menhub Harap Bisa Diikuti Swasta Lain
Foto: Dok. Antara/Kemenhub

Bagikan:

JAKARTA - Menteri Perhubungan (Menhub) Budi Karya Sumadi menyampaikan bahwa perjanjian Kerja sama Pemerintah dengan Badan Usaha (KPBU) di Kediri, Jawa Timur resmi ditandatangani di Jakarta, Rabu 7 September.

Menhub mengatakan bandara di Kediri, Jawa Timur ini menjadi bandara pertama di Indonesia yang dibangun dengan pembiayaan swasta murni tanpa menggunakan Anggaran Pendapatan dan Belanja Negara (APBN).

"Hal yang luar biasa, saat swasta membangun bandara, sehingga tidak perlu kantong (dana) APBN," kata Menhub dikutip Antara.

Ia mengungkapkan pembangunan bandara dengan model KPBU unsolicited ini bisa diikuti oleh swasta lainnya. Hal ini juga merupakan rencana strategis Kementerian Perhubungan, untuk terus mendorong pendanaan kreatif (creative financing) untuk berbagai proyek infrastruktur transportasi di Indonesia.

Lebih lanjut Menhub menjelaskan keberadaan bandara baru Kediri bisa dimanfaatkan untuk penerbangan komersial, umroh, dan haji.

“Masyarakat Kediri dan sekitarnya banyak sekali yang ingin umroh dan tidak perlu jauh-jauh pergi ke Jakarta dan Surabaya,” katanya.

Ia juga meminta PT Suryo Dhaha Investama, yang merupakan anak usaha Gudang Garam milik konglomerat Susilo Wonowidjojo, dan Angkasa Pura I dalam kerja sama operasi (KSO) proyek pembangunan bandara baru Kediri ini, agar selalu memperhatikan aspek keselamatan dan keamanan penerbangan.

Sementara itu, Presiden Direktur PT Suryo Dhaha Investama yang sekaligus juga sebagai Direktur Gudang Garam Tbk. Istata Taswin Siddharta menyampaikan terima kasih kepada pemerintah, yang telah memberikan kepercayaan kepada pihaknya sebagai pemrakarsa proyek KPBU unsolicited Bandara Kediri.

“Kami juga sampaikan terima kasih kepada Gubernur Jatim dan Bupati Kediri yang telah membantu kelancaran pembangunan bandara ini. Semoga kehadiran bandara ini memberikan dampak positif bagi kemajuan ekonomi masyarakat, khususnya di wilayah selatan Jawa,” ujarnya.

Berdasarkan hasil pengadaan yang telah dilakukan, KSO antara PT Suryo Dhaha Investama dan PT Angkasa Pura I (Persero) telah dinyatakan sebagai pemenang dengan durasi waktu kerja sama yaitu 50 tahun sejak bandara mulai dioperasikan.

Adapun total nilai investasi mencapai Rp10,8 triliun dengan rincian Rp6,6 triliun pada tahap I; Rp1,2 triliun pada tahap II, dan Rp3 triliun pada tahap III.

Dengan pembangunan ini kapasitas penumpang bandara untuk Tahap I mampu menampung 1,5 juta penumpang per tahun, tahap II 4,5 juta penumpang per tahun dan tahap III 10 juta penumpang per tahun.

Bandara ini ditargetkan beroperasi pada akhir 2023 serta diproyeksikan mampu melayani pesawat berbadan lebar (wide body aircraft) sejenis Boeing 777-300ER.