Bagikan:

JAKARTA - Anggota Komisi VII DPR Mulyanto mengaku kecewa dengan keputusan pemerintah yang menaikkan harga bahan bakar minyak (BBM).

Ia menilai, pemerintah tak mendengarkan suara raykat yang meminta agar harga BBM tak dinaikan.

"Kami kecewa dengan keputusan tersebut. Pemerintah tidak mendengar masukan dari masyarakat, dan tetap bergeming dengan sikapnya," katanya dalam keterangan resmi, dikutip Minggu, 4 September.

Mulyanto menilai masyarakat kurang mampu akan menderita kenaikan harga BBM bersubsidi ini.

Sementara pengguna mobil mewah, kata Mulyanto, terus akan menikmati BBM bersubsidi sehingga tidak tepat sasaran berlanjut.

"Perkiraan saya harga-harga, khususnya pangan akan bergerak naik beserta multiflyer effect-nya," ucapnya.

Terkait bantuan sosial yang disiapkan pemerintah sebagai bantalan dari kenaikan harga BBM, Mulyanto memberikan beberapa catatan. Pertama terkait bantuan langsung tunai (BLT) yang diberikan dikhususkan hanya untuk masyarakat miskin terbawah.

"BLT yang diberikan tersebut untuk the bottom of pyramide (orang miskin terbawah). Sementara dengan bergesernya garis kemiskinan, karena kenaikan harga BBM bersubsidi. Maka akan muncul orang miskin baru. Yang sebelumnya belum ada di garis kemiskinan," jelasnya.

Tak hanya itu, kata Mulyanto, belum lagi soal akurasi data terpadu kesejahteraan sosial (DTKS) yang dipertanyakan oleh badan pemeriksa keuangan (BPK).

"Belum lagi terkait akurasi data DTKS yang dipertanyakan BPK bahkan KPK. Termasuk kasus bocornya dana BLT karena fraud," tuturnya.