Proyek di Palu Jadi Cuan Tambahan Perusahaan Keluarga Konglomerat Bakrie
Ilustrasi. (Foto: Unsplash)

Bagikan:

JAKARTA - Perusahaan milik keluarga konglomerat Bakrie, PT Bumi Resources Minerals Tbk (BRMS) belum lama ini melaporkan kinerja keuangan terbarunya, meski baru hanya per kuartal I 2022. Meski begitu, kinerja BRMS diyakini mampu melanjutkan tren positifnya pada kuartal I 2022 seiring bertambahnya ladang 'cuan' dari proyek tambangnya.

Seperti diketahui, BRMS bergabung bersama dengan emiten Grup Bakrie lainnya yang belum kunjung mengumumkan laporan keuangannya pada kuartal I /2022. Selain BRMS, terdapat pula nama PT Energi Mega Persada Tbk (ENRG), PT Bakrie Sumatera Plantations Tbk (UNSP), PT Darma Henwa Tbk (DEWA) dan PT Bumi Resources Tbk (BUMI).

Pada kuartal I 2022, BRMS mencatatkan kenaikan laba 14 persen dibandingkan dengan periode yang sama pada tahun lalu. BRMS membukukan laba bersih hingga 1,9 juta dolar AS, jumlah ini naik 14 persen dari tahun sebelumnya sebesar 1,67 juta dolar AS.

Kenaikan laba diperoleh dari pertumbuhan pendapatan sebesar 118 persen pada kuartal I 2022 menjadi 2,9 juta dolar AS, dari tahun sebelumnya yang mencapai 1,35 juta dolar AS.

Terlepas dari belum dirilisnya laporan keuangan terbaru, BRMS diyakini bakal terus mencatatkan kinerja positif. Apalagi perseroan baru saja mendapatkan penambahan sumber daya dan cadangan mineral di Palu, Sulawesi Tengah.

Melalui anak usahanya yakni PT Citra Palu Minerals (CPM), BRMS melaporkan telah mendapatkan hasil pemboran yang positif dari proyek tambang emasnya di Blok Poboya (Blok 1). Total sumber daya mineralnya bertambah dari sebelumnya 17,8 juta ton menjadi 21,7 juta ton dengan rata-rata kadar emas 2,4 g/t.

Selanjutnya, sumber daya mineral yang ada di Blok Poboya (Blok 1) tersebut juga berhasil ditingkatkan menjadi total cadangan mineral sebesar 14,2 juta ton bijih dengan kadar 2,4 g/t Au, sebelumnya CPM memiliki cadangan mineral sebesar 8,5 juta ton bijih.

Direktur Utama BRMS Agus Projosasmito mengatakan, penambahan jumlah sumber daya mineral dan cadangan mineral tersebut akan memperpanjang usia produksi dari proyek tambang emas BRMS di Palu.

"Hal ini diharapkan dapat menambah nilai bagi para pemegang saham,” kata Agus dalam keterangan tertulisnya, dikutip Selasa 30 Agustus.

Tambahan cadangan mineral BRMS tersebut, berpotensi menambah kantong produksi pertambangan perseroan. Sebelumnya, perseroan juga berpeluang mendapatkan sumber cuan tambahan setelah mendapatkan izin eksplorasi di Linge Abong, Aceh pada pengujung tahun lalu.

BRMS juga telah melakukan reklasifikasi dana proyek pengembangan usaha 123 juta dolar AS setelah mendapatkan izin eksplorasi tersebut. Direktur dan Investor Relations BRMS Herwin Hidayat menjelaskan bahwa pencatatan aset senilai 123 juta dolar AS oleh PT Linge Mineral Resources (LMR) ini bukan merupakan akusisi baru melainkan hanya perubahan akun aset dari Proyek Pengembangan Bisnis menjadi Aset Eksplorasi dan Evaluasi.