Bagikan:

JAKARTA - Survei Pemantauan Harga Bank Indoensia (BI) memperkirakan ekonomi Indonesia akan mengalami deflasi sebesar 0,1 persen pada Agustus jika dibandingkan dengan bulan sebelumnya (month-to-month/mtm).

Direktur Eksekutif Kepala Departemen Komunikasi BI Erwin Haryono dikutip dari Antara mengatakan, perkiraan tersebut berdasarkan perkembangan harga sampai dengan minggu kedua Agustus 2022.

Komoditas utama penyumbang deflasi Agustus 2022 sampai dengan minggu kedua yaitu bawang merah yakni dengan andil 0,14 persen (mtm), cabai merah 0,09 persen (mtm), serta cabai rawit dan minyak goreng masing-masing sebesar 0,06 persen (mtm).

Kemudian, daging ayam ras turut menyumbang perkiraan deflasi sebesar 0,04 persen (mtm), tarif angkutan udara 0,03 persen (mtm), tomat 0,02 persen (mtm), serta bayam dan jeruk masing-masing sebesar 0,01 persen (mtm).

Sementara itu ia mengungkapkan terdapat pula komoditas yang menyumbang inflasi pada periode minggu kedua Agustus 2022, yaitu Bahan Bakar Rumah Tangga (BBRT) sebesar 0,08 persen (mtm), rokok kretek filter 0,03 persen (mtm), serta air kemasan dan beras masing-masing sebesar 0,01 persen (mtm).

BI akan terus memperkuat koordinasi dengan pemerintah dan otoritas terkait serta terus mengoptimalkan strategi bauran kebijakan untuk menjaga stabilitas makroekonomi dan sistem keuangan guna mendukung pemulihan ekonomi lebih lanjut.

Sebelumnya Badan Pusat Statistik (BPS) mencatat terjadi inflasi sebesar 0,64 persen pada Juli 2022 (mtm) atau adanya kenaikan Indeks Harga Konsumen (IHK) dari 111,09 pada Juni menjadi 111,8 pada Juli.

Penyumbang inflasi pada Juli yang sebesar 0,64 persen (mtm) ini utamanya berasal dari kenaikan harga cabai merah, tarif angkutan udara, bawang merah, bahan bakar rumah tangga, dan cabai rawit.

Dengan terjadinya inflasi pada Juli, maka inflasi tahun kalender Juli 2022 terhadap Desember 2021 sebesar 3,85 persen dan inflasi tahun ke tahun (yoy) Juli 2022 terhadap Juli 2021 sebesar 4,94 persen.