Bagikan:

JAKARTA - Meski produsen Tolak Angin, PT Industri Jamu dan Farmasi Sido Muncul Tbk (SIDO) masih mencatatkan tren penurunan kinerja di semester I 2022, namun diyakini di sisa tahun ini pendapatan dan laba mereka akan membaik, begitu juga nilai sahamnya.

Analis NH Korindo Sekuritas Cindy Alicia Ramadhania dalam risetnya, dikutip Selasa 9 Agustus mengatakan, selama 6 bulan pertama tahun ini penjualan Sido Muncul turun 3 persen secara tahunan senilai Rp1,6 triliun.

"Penurunan ini disebabkan oleh rendahnya permintaan, baik untuk segmen herbal dan F&B di pasar domestik," ujar Cindy.

Menurunnya permintaan produk SIDO, kata Cindy, diakibatkan oleh tingginya inflasi bahan pangan, sehingga konsumen lebih memilih untuk fokus memenuhi kebutuhan pokok.

Dari segmen Farmasi, permintaan tercatat stabil pada 6 bulan pertama 2022, didukung produk terkait COVID-19, antara lain parasetamol, obat batuk sirup, dan sebagainya. Sementara itu, untuk penjualan segmen herbal & suplemen pada semester I 2022 cenderung stabil, dengan margin berkisar 66 persen hingga 67 persen di tengah melambatnya permintaan jamu, khususnya pada kategori cold symptom.

Di sisi lain, kinerja segmen F&B tertekan oleh melambatnya permintaan produk Kuku Bima Energi dan vitamin C. Padahal, produk Kuku Bima Ener-G berkontribusi 16 persen terhadap penjualan perseroan dan mencatatkan penjualan ekspor yang lebih tinggi di Nigeria dan Malaysia.

"SIDO memproyeksikan margin segmen F&B ke depan akan meningkat, karena sebagian besar harga produk-produk utamanya telah disesuaikan," imbuh Cindy.

Ke depan SIDO memanfaatkan lini bisnis internasional untuk mengimbangi penurunan yang terjadi di pasar domestik. Pada semester I 2022, bisnis internasional tumbuh 80 persen year on year (yoy) dengan negara ekspor baru yaitu Senegal dan Togo.

Pada kuartal III 2022, SIDO berencana untuk melakukan ekspansi ke Ghana dan Kamerun, sementara untuk kuartal berikutnya akan mengekspor produk ke China, Kenya, dan Vietnam.

Adapun terkait harga saham SIDO yang sedang dalam tren penurunan, pada hari ini justru menguat ke level Rp775, atau naik 3,33 persen dibanding penutupan perdagangan Senin 8 Agustus.

NH Korindo Sekuritas memberikan rekomendasi saham SIDO beli, dengan target harga Rp900 per lembar saham. Target harga tersebut mengimplikasikan P/E sebesar 17,4 kali atau -1 STD dengan potensi kenaikan sebesar 18,4 persen.