JAKARTA - Provinsi Kalimantan Utara (Kaltara) pada Juli 2022 mengalami penurunan inflasi menjadi 0,47 persen dari sebelumnya 0,53 persen pada Juni 2022.
"Inflasi pada dua kota IHK yaitu Kota Tarakan dan Tanjung Selor masing-masing sebesar 0,50 persen dan 0,34 persen," kata Kepala Kantor Perwakilan Bank Indonesia (KPwBI) Kaltara, Tedy Arief Budiman, dalam keterangan tertulis, dikutip dari Antara, Sabtu 6 Agustus.
Inflasi Tarakan dan Tanjung Selor masing-masing merupakan yang tertinggi ke 68 dan 81 dari 90 Kota IHK di Indonesia. Inflasi Kaltara ini masih lebih rendah dari inflasi nasional pada Juli 2022 yang tercatat 0,64 persen.
Penurunan tekanan inflasi pada periode Juli 2022 disebabkan oleh kelompok makanan, minuman, dan tembakau, khususnya pada komoditas sayur-sayuran seperti bayam, sawi hijau, dan kangkung, yang kembali melanjutkan tren penurunan harga.
Meskipun demikian penurunan tekanan inflasi masih tertahan oleh beberapa komoditas hortikultura seperti bawang merah dan cabai rawit terkait kendala pada pasokan dari daerah penghasil.
Selain itu inflasi pada kelompok transportasi khususnya pada komoditas angkutan udara juga masih terjadi di tengah masih tingginya harga avtur serta terbatasnya penerbangan di tengah peningkatan permintaan masyarakat.
Hal ini menunjukkan keberhasilan Tim Pengendalian Inflasi Daerah (TPID) Tarakan dan Tanjung Selor dalam melakukan pengendalian inflasi.
Meskipun demikian TPID terus bersinergi dalam menjaga tingkat inflasi ke depan di tengah potensi risiko tekanan inflasi dari beberapa komoditas seperti hortikultura akibat faktor cuaca serta angkutan udara yang masih dipengaruhi oleh tekanan tingginya harga avtur dunia.
BACA JUGA:
Ke depan inflasi akan tetap dijaga sehingga berada pada sasaran inflasi 2022, yaitu 3,01 persen.
Untuk itu koordinasi antara pemerintah daerah, BI, dan lembaga terkait yang tergabung dalam TPID di wilayah Kaltara terus diperkuat, termasuk dalam peningkatan ketahanan pangan diantaranya berupa pelaksanaan demplot bawang merah dan cabai merah.
"Kita terus berkoordinasi di TPID untuk terus mengatasi kondisi tersebut," ungkap Teddy.