Empat Fokus Kerja Sama Indonesia-Korsel dalam Pengembangan IKN Nusantara
Foto Dok Kementerian PUPR

Bagikan:

JAKARTA - Dalam rangkaian kunjungan kerja Presiden Joko Widodo di Korea Selatan (Korsel), Menteri Pekerjaan Umum dan Perumahan Rakyat (PUPR) Basuki Hadimuljono melakukan beberapa kunjungan kerja ke beberapa proyek pembangunan infrastruktur dan pengembangan kota cerdas.

Basuki menjelaskan, kunjungan kerja tersebut menghasilkan empat bentuk kerja sama konkret khususnya dukungan pengembangan Ibu Kota Negara (IKN) Nusantara.

“Ada beberapa kerja sama yang sudah kita sepakati. Pertama, Kementerian Lingkungan Hidup Korea Selatan akan membantu melalui hibah pembangunan instalasi pemurnian air dengan kapasitas 300 liter/detik. Kami sudah melihat di Hwaseong Water Purification Plant. Menurut saya ini adalah the best available technology yang sudah diaplikasikan oleh Korea Selatan sehingga siap minum, sangat reliable karena proses pengolahan akhirnya dilakukan dengan metoda ozonisasi,” kata Basuki dalam keterangan resminya dikutip Jumat, 29 Juli.

Kerja sama kedua yang sudah disepakati adalah pembangunan instalasi pengolahan limbah cair untuk IKN Nusantara.

Kerja sama ketiga, kata Basuki, pihaknya telah mengunjungi Busan Eco Delta Smart City dan Smart Village tahun 2019, saat groundbreaking juga dihadiri oleh Presiden Joko Widodo.

"Kita lihat bagaimana progresnya setelah tiga tahun. Ada yang namanya smart village yang sudah selesai dibangun sebanyak 86 rumah dan dihuni oleh 400 orang. Perkembangannya sedang dimonitor terus melalui implementasi 41 jenis teknologi canggih di dalam smart village tersebut,” ujar Basuki.

Direncanakan, di IKN Nusantara juga akan dibangun smart village yang terdiri dari 100 unit rumah sebagai proyek percontohan.

Proyek smart village ini direncanakan dapat mulai dibangun pada 2023 dengan dukungan dari Korea Selatan.

Terakhir, untuk menghubungkan IKN Nusantara dengan Kota Balikpapan akan dibangun immerse tunnel yang sesuai dengan konsep forest city.

"Kita ingin melindungi bekantan, fauna, dan flora endemik lainnya yang ada di sekitar Teluk Balikpapan. Kita tidak akan membangun jembatan yang secara fisik mengubah morfologi lingkungan, melainkan coba bangun immerse tunnel seperti di Geoje, Busan. Saat ini sedang dikerjakan feasibility study-nya untuk kemudian tahun ini dilanjutkan dengan basic design-nya, sehingga bisa kita mulai pembangunannya pada 2023,” pungkas Basuki.