Bagikan:

JAKARTA - PT Pertamina (Persero) telah berhasil membangun sistem operasional digital yang dikenal dengan shared services dan akan menjadikan digitalisasi sebagai tulang punggung perusahaan.

Direktur Utama Pertamina Nicke Widyawati mengatakan, Pertamina akan terus menggelorakan digitalisasi sebagai tulang punggung (backbone) perusahaan di seluruh bisnis secara terintegrasi.

"Langkah pertama adalah membuat digitalisasi sebagai backbone. Dengan ini kegiatan operasional perusahaan bisa lebih cepat dan tim yang ada kita kerahkan untuk analisa data. Tanpa adanya digitalisasi pada backbone, maka proses bisnis akan terkendala pada eksekusi," ujar Nicke dalam keterangan resmi yang dikutip Rabu, 27 Juli.

Ia menambahkan, pembentukan shared services adalah tahap pertama.

Setelah terbentuk, Pertamina akan mengukur produktivitas kinerja, hingga operasionalnya.

"Next adalah fungsi shared services sebagai profit center, sehingga bisa berkontribusi ke market Pertamina dan bahkan Instansi lainnya. Dengan begitu, produktivitas efisiensi akan lebih berdampak kepada pencapaian perusahaan. Jangan lupa untuk selalu kita melakukan benchmark dan mengukur sudah sejauh mana efektivitas dan impact-nya terhadap perusahaan,” imbuh Nicke.

Direktur Penunjang Bisnis Pertamina Persero, Dedi Sunardi menjelaskan, program shared service tidak terlepas dari perjalanan Pertamina untuk restrukturisasi organisasi holding dan subholding.

Menurutnya, banyak pekerjaan yang berulang sehingga membuat pekerjaan menjadi tidak efisien. Untuk itu, digitalisasi menjadi jawabannya.

“Oleh karenanya, kita bangun shared services secara bertahap. Dari program ini yang sudah dicapai adalah service level agreement (SLA) layanan terhadap perwira. Mudah-mudahan SLA yang kita capai bisa terus ditingkatkan dan disempurnakan. Tujuan SS forum ini untuk meningkatkan engagement untuk stakeholder,” ujar Dedi.

Shared services Pertamina saat ini merupakan salah yang terbesar di Indonesia.

Sejak dibangun tahun 2018 hingga saat ini telah memiliki 49 layanan dan telah implementasi di lebih dari 50 entitas bisnis.