JAKARTA - Komisaris Pertamina Hulu Energi (PHE) Fadli Rahman mengatakan, transformasi digital merupakan sesuatu yang tidak bisa ditolak. Ia mengaku memang tidak mudah menerapkannya di perusahaan tetapi pihak terus mencoba untuk meningkatkan pemanfaatan teknologi dan digitalisasi.
Faldi mengatakan, transformasi digital juga dapat memberikan kemudahan. Termasuk dalam pemanfaaatan dalam melihat potensi sumur-sumur tua. Menurut dia, PHE telah belajar dari perusahaan migas dunia seperti British Petroleum hingga Adnoc yang sudah lebih dahulu melakukannya.
"Kita juga akan menerapkan terkait digital transformation, maintenance sehingga perawatan-perawatan sumur-sumur yang sudah tua itu bisa dilakukan secara dini tidak reaktif," katanya, dalam diskusi virtual, Jumat, 26 Juni.
Menurut Fadli, PHE sudah 100 persen melakukan digitalisasi untuk operasional perusahaan sebelum ditunjuk menjadi subholding. Penerapan digitalisasi sudah dilakukan terhadap 55 blok PHE yang ada dari ujung Sumatera sampai ujung Papua.
BACA JUGA:
"Kita terus mengikuti, segala sesuatu harus fokus, harus cepat dan digital transformation itulah yang diterapkan di Pertamina Hulu," jelasnya.
Lebih lanjut, Fadli mengungkap, setiap perusahaan yang mengimplementasikan digital transformation mengalami pertumbuhan valuasi perusahaan sebesar 2,4 kali lipat ketimbang yang tidak mengimplementasikannya.
"ROI increase untuk perusahaan yang apply digital transformasi lebih dahulu mencapai 50 pesen dibandingkan yang terlambat. Itu sebelum COVID-19," tuturnya.
Fadli mengatakan, pihaknya melakukan survei untuk mengetahui perusahaan yang telah menggunakan transportasi global. Hasilnya, lebih dari 75 persen dari seluruh perusahaan di dunia sudah memutuskan accelerenting digital transformation.