Bagikan:

JAKARTA - Pemerintah melalui Kementerian Energi dan Sumber Daya Mineral secara resmi melakukan uji jalan bahan bakar campuran solar dengan minyak nabati (B40) pada kendaraan penumpang.

Dalam uji coba ini, Kementerian ESDM menggandeng, BPDPKS, BRIN, Gaikindo dan Aprobi untuk melakukan uji jalan terhadap 12 unit mobil yang di antaranya 6 mobil penumpang bermesin diesel seperti Kijang Innova, Mitsubishi Triton, hingga Hyundai Tucson.

Pada kesempatan ini, Kementerian ESDM melakukan uji coba pada biodiesel B40 yang merupakan campuran bahan bakar nabati berbasis CPO atau sawit yaitu fatty acid methyl esters (FAME) sebesar 40 persen dengan 60 persen bahan bakar minyak (BBM) jenis solar.

Selain itu, Kementerian ESDM juga melakukan uji coba pada B30D10 atau bahan bakar campuran dari 60 persen solar, 30 persen FAME, dan 10 persen hidrogenasi minyak nabati (Hydrotreated Vegetable Oil/HVO).

"Program BBM substitusi menjadi bahan bakar nabati merupakan program yang sudah disiapkan sejak 2015 dan sudah melalui serangkaian uji coba. Sejauh ini sudah mencapai 8 juta KL," ujar Menteri ESDM Arifin Tasrif kepada wartawan, Rabu, 27 Juli.

Arifin berharap, program B30 ini diharapkan dapat membantu menjaga kestabilan komoditas sawit di Indonesia.

"Alhamdulillah juga dengan adanya program B30 bisa menjaga kestabilan komoditas sawit. Kestabilan ini yang diperukan terutama untuk masyarakat yang bergantung hidupnya pada perkebunan sawit," lanjutnya.

Ia berharap, program ini bisa terus berlanjut hingga implementasi B100 di masa yang akan datang karena dapat meminimalisir defisit neraca keuangan akibat minyak fosil yang sudah mulai berkurang.

"Alhamdulillah Indonesia menjadi pionir untuk memanfaatkan produk biodiesel. Jangan hanya berhenti di B30. Kita harus menuu ke B100 . Dampak dari krsis energi sekarang memberikan tekanan yang luar biasa terhadap anggaran pemerintah," pungkasnya.