JAKARTA - Pemegang saham perusahaan ritel induk Indomaret, PT Indoritel Makmur Internasional Tbk (DNET), menantikan keputusan pembagian dividen dalam rapat umum pemegang saham tahunan (RUPST) tahun buku 2021 yang digelar hari ini Selasa 19 Juli.
Salah satu agenda yang dinantikan hasilnya oleh pemegang saham yakni penetapan penggunaan laba bersih perseroan untuk tahun buku yang berakhir pada tanggal 31 Desember 2021. Indoritel Makmur Internasional terakhir kali membagikan dividen untuk laba tahun buku 2015.
Kala itu, DNET menebar total dividen Rp28,36 miliar atau Rp2 per saham pada tahun 2016. Dalam 3 tahun terakhir atau tahun buku 2018 - 2020, DNET juga kembali absen membagikan dividen kepada pemegang saham.
Laporan tahunan periode 2021 mencatat alasan perseroan tidak membagikan dividen sepanjang periode tersebut.
"Pemegang saham setuju untuk tidak membagikan dividen dengan alasan tidak terdapat surplus kas dari aktivitas operasional setelah dana tersebut disisihkan untuk dana cadangan, aktivitas pendanaan, rencana pengeluaran modal serta modal kerja perseroan," tulis manajemen Indoritel Makmur Internasional dalam laporan tahunan 2021, yang dikutip Selasa 19 Juli.
Adapun untuk periode 2021, Indoritel Makmur Internasional memiliki rapor kinerja keuangan yang mentereng. Berdasarkan laporan keuangan perseroan sampai dengan 31 Desember 2021, DNET tersebut membukukan kenaikan pendapatan dari kontrak dengan pelanggan sebesar 72,72 persen jika dibandingkan dengan tahun sebelumnya sebesar Rp488,88 miliar menjadi Rp844,41 miliar.
Keseluruhan pendapatan dari kontrak dengan pelanggan pun di tahun 2021 tercatat mengalami peningkatan baik yang berasal dari jenis usaha pihak ketiga maupun pihak berelasi. Sumber pendapatan terbesar pun tercatat pada jenis jasa pihak ketiga korporasi yaitu sebanyak Rp422,43 miliar, lalu di bawahnya berasal dari pihak ketiga ritel sebesar Rp349,65 miliar.
BACA JUGA:
Selanjutnya, perseroan juga tercatat membukukan kenaikan bagian laba dari entitas asosiasi dan ventura bersama dari Rp346,10 miliar pada tahun 2020 kemudian menjadi Rp748,48 miliar sepanjang tahun 2021.
Dengan demikian, laba usaha perseroan pun naik drastis dari Rp385,24 miliar pada tahun 2020 menjadi Rp1,00 triliun pada tahun 2021. Dari situ, laba tahun berjalan yang dapat diatribusikan kepada pemilik entitas induk DNET tercatat tumbuh hingga 186,81 persen dari Rp328,83 miliar pada tahun 2020 menjadi Rp943,11 miliar pada 2021.
Alhasil, laba per saham atau earning per share (EPS) yang akan dibagikan perseroan untuk tahun buku 2021 adalah sebesar Rp66,49 naik dari posisi tahun sebelumnya yaitu Rp23,18.
Berangkat dari pencapaian itu, investor tentunya akan menantikan keputusan para pemegang saham DNET dalam RUPST tahun buku 2021. Sebagai gambaran, pemegang saham DNET terbesar saat ini adalah Hannawell Group Limited dengan 39,35 persen, konglomerat Anthony Salim dengan 25,30 persen kemudian PT Megah Eraraharja selaku pengendali dengan 25,13 persen.
Sisanya, porsi kepemilikan investor publik atau masyarakat tercatat sebanyak 1,44 miliar lembar atau setara dengan 10,22 persen per 31 Mei 2022.