Bagikan:

JAKARTA - ALAMI, perusahaan fintech peer-to-peer (P2P) lending berbasis syariah berupaya menangkap peluang dari besarnya industri produk halal Indonesia yang mencapai 114 miliar dolar AS. Salah satunya dengan menjaring para pengusaha muslim.

Langkah tersebut dilakukan ALAMI dengan menggelar program ARQAM Accelerator 2022. Program pelatihan dan mentoring yang diadakan secara virtual ini telah berhasil menjaring 4.423 pengusaha muslim sejak tahun lalu.

CEO ALAMI Group Dima Djani mengatakan, program ARQAM Accelerator menjadi komitmen ALAMI dalam mendorong para pengusaha muslim dalam meningkatkan kualitas usaha. Di antaranya melalui pelatihan kemampuan bisnis secara profesional (business management), kesempatan mendapatkan akses ke para investor (permodalan), serta peluang memperluas jaringan (marketing) dalam mengembangkan usahanya ke depan.

Dima mengungkapkan, salah satu industri yang berkontribusi sangat besar dalam konsumsi produk halal tersebut adalah fesyen. Menurut data BPS pada 2021, pertumbuhan industri pakaian mencapai 19,59 persen.

“ARQAM dari ALAMI Group hadir agar dapat memberikan motivasi kepada pengusaha bagaimana cara yang tepat menumbuhkan bisnis fesyen dan produk kecantikan,” ujar Dima dalam keterangannya, Senin 18 Juli.

Karena itu, lanjut Dima, ARQAM mengangkat tema Fashion and Beauty Care 2022 agar para pengusaha fesyen dapat meningkatkan pertumbuhan usahanya dengan pesat. ARQAM Accelerator pada Juli ini merupakan ketiga kalinya diselenggarakan ALAMI.

Sebelumnya, program ini telah berhasil melibatkan lebih dari 3.000 pengusaha di Indonesia dengan didampingi 80 mentor berpengalaman serta menjangkau lebih dari 40 komunitas dalam seluruh rangkaian kegiatannya.

Dalam kesempatan yang sama, Deputi Direktur Departemen Ekonomi dan Keuangan Syariah Bank Indonesia (BI) Diana Yumanita menegaskan, ini saatnya bagi para pengusaha muslim untuk saling berkolaborasi dalam menghadapi tantangan di industri fesyen dan produk kecantikan yang halal. Karena itu, Bank Indonesia bersama pemangku kepentingan lain membentuk Industri Kreatif Syariah (IKRA) yang menjadi platform untuk mempertemukan para pelaku usaha syariah di sektor muslim fesyen juga makanan/minuman halal.

“Berbagai tantangan ada di depan mata kita untuk bersaing di produk fesyen halal seperti DNA brand, product development, manajemen usaha (pembagian SDM), pemasaran, akses pasar, serta pembiayaan. Karena itu, kami sangat mendukung upaya ALAMI yang menjadi jembatan bagi para pengusaha muslim bertemu para investor serta untuk memperluas pasar melalui program ARQAM Accelerator,” jelasnya.

Sementara, Direktur Kuliner, Kriya, Desain dan Fesyen Kementerian Pariwisata dan Ekonomi Kreatif RI Yuke Sri Rahayu menjelaskan, potensi dan peluang pasar global akan fesyen modest sangat tinggi yaitu mencapai 402 miliar dolar AS pada 2024 mendatang. Langkah Indonesia untuk menjadi Pusat Fesyen Modest Dunia juga perlu diikuti dengan sinergi dari berbagai pemangku kepentingan.

“Program ARQAM Accelerator oleh ALAMI menjadi bentuk dukungan yang dapat meningkatkan rantai nilai kreatif berupa kreasi, produksi, distribusi, konsumsi, dan konservasi. Kami pun saat ini sedang menyusun Buku Panduan Pendampingan Kreasi Fesyen Modest sebagai bentuk dukungan untuk meningkatkan kualitas produk, memberikan gambaran arah pengembangan, dan memperkuat rantai kreatif fesyen modest di Indonesia yang strategis dan tepat sasaran.” kata Yuke.

Adapun President Global Modest Fashion Week Association, Nur Asia Uno menekankan pentingnya membawa industri fesyen di Indonesia untuk terus dikembangkan. Dengan itu, para pengusaha dapat membawa fesyen modest berciri khas Indonesia ke kancah internasional.

“Saya sangat mendukung dan mengapresiasi ALAMI yang telah bekerja sama untuk menyelenggarakan ARQAM Fashion and Beauty Care Accelerator 2022. Karena, dengan program ini dapat memberikan kesempatan bagi para UMKM di bidang tersebut untuk belajar mengembangkan produk dan jasa lokal yang halal di Indonesia,” ujar Nur.