Bagikan:

JAKARTA - PT Pupuk Indonesia (Persero) menyatakan kesiapan mendukung program pupuk subsidi. Khususnya untuk jenis pupuk Urea maupun pupuk NPK.

Pupuk Indonesia juga siap menyalurkan pupuk bersubsidi sesuai alokasi yang ditetapkan pemerintah sesuai aturan yang berlaku.

Direktur Pemasaran Pupuk Indonesia, Gusrizal memastikan, pabrik pupuk urea maupun pupuk NPK beroperasi dengan baik.

Pada rencana kerja perusahaan tahun 2022, Pupuk Indonesia merencanakan memproduksi sekitar 8.096.000 ton pupuk urea dalam setahun.

Meski begitu, lanjut Gustizal, pihaknya masih mempunyai sisa stok yang selalu dialokasikan di awal tahun sekitar 867.781 ton.

Secara total, Pupuk Indonesia merencanakan mempunyai stok produksi sekitar 8.993.781 ton.

"Kalau seandainya nanti ada perubahan alokasi, setidaknya kami masih punya cadangan 4 juta ton lagi, kalau ada kebutuhan-kebutuhan subsidi. Kalau tidak, kita lakukan di non subsidi. Jadi produksi kami 8,9 juta ton urea, sementara alokasi pupuk bersubsidi urea sekitar 4 juta ton," kata Gusrizal dalam konferensi pers, di Jakarta, Jumat, 15 Juli.

Pupuk Indonesia Produksi 3 Juta Ton Pupuk

Untuk pupuk NPK, kata Gusrizal, Pupuk Indonesia juga merencanakan memproduksi 3.083.500 ton. Pihaknya juga selalu menyediakan stok di awal tahun 331.754 ton.

"Jadi di 2022 ini insyaallah kami akan punya produksi sekitar 3.415.252 ton. Kalau sekarang, alokasi NPK sekitar 2,4 juta ton. Jadi kami harap ini cukup untuk memenuhi kebutuhan," ucapnya.

Pupuk Indonesia, lanjut Gusrizal, berkontribusi untuk penyempurnaan sistem digitalisasi untuk mengembangkan sistem digital dari lini 1 sampai lini 3 dan sekarang lagi mengembangkan dari lini 3 sampai lini 4.

"Dua itu, satu yang disebut ritel management system, penebusan di kios dan kami juga sedang mengembangkan product tracking dari pergerakan pupuk kami dari lini 3 gudang provinsi ke kios penyalur," tuturnya.

Pupuk subsidi nantinya akan diberikan kepada petani yang mempunyai luas lahan maksimal 2 hektare (Ha) setiap musim tanam. Dengan catatan, petani harus tergabung dalam kelompok tani serta terdaftar dalam sistem informasi manajemen penyuluhan pertanian (Simluhtan).

Penyaluran pupuk bersubsidi dari kios pengecer kepada petani akan menggunakan Kartu Tani melalui mesin Electronic Data Capture (EDC) atau aplikasi digital.

Dalam hal Kartu Tani belum tersedia, penyaluran dapat menggunakan kartu tanda penduduk (KTP).

Kata Gusrizal, Pupuk Indonesia juga mengembangkan disruption planning and control system.

Gusrizal mengatakan, pihaknya mempunyai ruang kontrol yang dapat melihat stok pupuk subsidi di seluruh kabupaten di Indonesia.

"Jadi setiap pagi kami monitor mana stok yang kuning, mana stok yang hijau, itu yang jadi bahan kami untuk melakukan pengiriman, penyempurnaan, atau perbaikan kalau ada kendala penyaluran karena ada faktor cuaca dan faktor lainnya," jelasnya.

Dalam kesempatan itu, Gusrizal juga menyampaikan terima kasih kepada pemerintah yang telah memberikan dukungan kepada Pupuk Indonesia terutama dalam pasokan gas bumi.

Sebab, gas bumi merupakan bahan utama pembuatan pupuk.

Lebih lanjut, Gusrizal menjelaskan, dalam pupuk NPK, unsur N berasal dari gas bumi, sementara bahan baku untuk unsur P dan unsur K masih diperoleh dari impor.

"Kalau P kita masih agak sedikit longgar karena itu rata-rata dari Afrika Utara dan Timur Tengah. Tapi kalau K kita dapat dari Kanada, Belarusia dan Rusia. Jadi itu sekarang daerah daerah konflik. Jadi kami menyampaikan terima kasih kepada presiden yang telah mengupayakan pasokan KCL dari Rusia," ujarnya.