Bagikan:

JAKARTA – Pemerintah melalui Menteri Keuangan (Menkeu) Sri Mulyani menyebut bahwa untuk mencapai tujuan dalam upaya penanganan perubahan iklim diperlukan partisipasi dari seluruh pemangku kepentingan.

Menurut dia, kolaborasi bisa diwujudkan dengan membangun ekosistem pembiayaan yang bersifat green ekonomi.

“Itulah mengapa Indonesia juga perlu membangun ekosistem dari keseluruhan pembiayaan perubahan iklim,” ujarnya melalui kanal virtual dalam side event G20 di Bali pada Rabu, 13 Juli.

Menkeu menambahkan, penanganan perubahan iklim tidak hanya perlu dilakukan oleh PLN, Pertamina, Kementerian Keuangan, dan Kementerian terkait saja, tetapi juga perlu dukungan ekosistem pembiayaan.

Untuk itu, pihaknya bersama Bank Indonesia dan Otoritas Jasa Keuangan terus mengupayakan taksonomi yang tepat untuk pembiayaan iklim.

Selain itu, pada tataran global, pembahasan taksonomi ini juga sudah dibahas di tingkat ASEAN.

“Ketika anda mencemari dengan emisi karbon maka itu milik seluruh dunia. Tetapi ketika anda mengurangi CO2, berarti anda menciptakan manfaat bagi seluruh dunia. Karena itulah taksonomi perlu dibahas di tingkat regional bahkan global,” tuturnya.

Bendahara negara menyampaikan pula jika Indonesia berkomitmen untuk mengurangi emisi karbon guna menghindari ancaman perubahan iklim.

Kata dia, upaya dan komitmen itu membutuhkan koordinasi dan kolaborasi yang erat bersama semua pemangku kepentingan, terlebih di tengah situasi geopolitik yang menantang seperti saat ini.

"Perubahan iklim tidak dapat hilang dengan sendirinya. Hanya dapat dihindari jika kita bekerja sama,” tutup Menkeu Sri Mulyani.