Viral Petani Jual TBS Kelapa Sawit ke Malaysia, DPR Desak Pemerintah Buat Aturan Jelas dan Tegas
Ilustrasi. (Foto: Dok Antara)

Bagikan:

JAKARTA - Sebuah video yang memperlihatkan petani menjual tandan buah segar (TBS) kelapa sawit ke Malaysia viral di media sosial.

Menanggapi hal tersebut, anggota Komisi VII DPR RI dari Fraksi PKS, Mulyanto meminta pemerintah membuat aturan yang jelas dan tegas.

Aturan yang dimaksud adalah perizinan terkait hal tersebut agar tindakan petani menjual hasil panennya ke luar negeri aman secara hukum.

"Pemerintah harus mengatur soal ini dengan baik, agar kerja keras petani sawit menjadi optimal dan penerimaan negara juga bertambah. Ini langkah penting, agar kesejahteraan petani sawit rakyat tidak merosot," ucapnya dalam keterangan resmi, Selasa, 5 Juli.

Mulyanto mengingatkan pemerintah jangan hanya memfasilitasi ekspor crude palm oil (CPO) dari para pengusaha, sementara nasib petani sawit terabaikan.

Menurut dia, pemerintah harus memberi perhatian serius pada nasib petani sawit.

Lebih lanjut, Mulyanto menilai, tidak ada salahnya bila pemerintah mengizinkan petani mengekspor TBS sawit ke Malaysia.

"Pemerintah harus memaklumi sikap petani sawit tersebut. Karena harga komoditas tersebut anjlok di dalam negeri. Sementara harga TBS di Malaysia masih bagus," tuturnya.

Sekadar informasi, meski harga CPO dunia sejak bulan maret 2022 secara umum mulai turun, namun harga CPO termasuk harga TBS kelapa sawit di Malaysia masih lebih baik ketimbang di Indonesia. Bahkan perbedaan harganya cukup signifikan.

Di Malaysia harga TBS masih berada di kisaran angka Rp3.500 hingga Rp4.500 per kg. Sementara harga TBS di Kalimantan Utara dan Kalimantan Tengah hanya sekitar Rp1.200 hingga Rp1.600 per kg. Bahkan harga di tingkat petani rakyat bisa jauh lebih rendah lagi.

Disparitas harga inilah yang diduga menjadi daya tarik eskpor TBS petani rakyat ke negeri tetangga Malaysia.

Tata Industri Kelapa Sawit

Selain itu, Mulyanto juga mendesak pemerintah untuk segera menata industri atau pabrik kelapa sawit.

Selama ini pabrik kelapa sawit tersebut yang membeli TBS dari para petani.

Namun, sayangnya, sekarang pabrik kelapa sawit sudah banyak yang menolak TBS dari petani, bahkan tidak sedikit pabrik yang tutup.

Akibatnya, harga TBS petani rakyat anjlok ke titik nadir.

"Kalau kondisi ini dibiarkan atau terlambat ditangani, maka tidak tertutup kemungkinan industri sawit kita akan kolaps," tuturnya.