JAKARTA - Ketua Umum Himpunan Kerukunan Tani Indonesia (HKTI) Dr. Moeldoko menegaskan, pemerintah terus mendorong pertanian berbasis digital untuk meningkatkan nilai tambah komoditas pertanian Indonesia.
"Era digitalisasi menjadikan peluang yang baik untuk meningkatkan nilai tambah komoditas pertanian di Indonesia," ujar Moeldoko saat membuka Rakernas HKTI, di Jakarta, Sabtu, 2 Juli.
Menurut Moeldoko, teknologi industri 4.0 yang didukung oleh robot dan kecerdasan buatan semakin memudahkan proses pertanian. Selain itu, kata dia, pengelolaan pertanian mulai dari benih, pupuk, pasca panen menjadi lebih baik, dan hasilnya juga semakin menguntungkan.
Moeldoko mengungkapkan, bahwa tantangan bagi sektor pertanian kini adalah semakin berkurangnya pengusaha-pengusaha pertanian. Sementara di sisi lain, pertumbuhan penduduk terus meningkat. Kondisi tersebut, dinilainya dapat menimbulkan krisis pangan.
"Apalagi saat ini kita menghadapi ancaman perubahan iklim dan geopolitik Rusia-Ukraina. Jika kita tidak bergerak, rantai pasok pangan akan terputus," katanya.
BACA JUGA:
Moeldoko juga menekankan pentingnya generasi milenial memiliki pandangan baru terhadap pertanian, bahwa petani merupakan profesi keren. Saat ini, kata dia, menjadi petani tidaklah harus selalu kotor, berlumpur-lumpur, dan memusingkan.
Moeldoko pun mengajak seluruh pengurus dan anggota HKTI di daerah, untuk melakukan penguatan dan pengembangan pertanian dengan pendekatan teknologi informasi. Sehingga menurutnya, pertanian memiliki daya tarik bagi generasi muda dan milenial.
"HKTI sebagai mitra strategis pemerintah harus hadir menjawab tantangan itu. Sudah saatnya kita ciptakan pertanian Indonesia cerdas dan berbasis digital," pungkas Moeldoko.