Bagikan:

JAKARTA - Menteri Badan Usaha Milik Negara (BUMN) Erick Thohir memastikan bisnis PT Garuda Indonesia Tbk, ke depannya akan berfokus pada rute domestik, karena sejalan dengan potensi market penerbangan domestik yang sangat potensial.

Erick mengaku tak ingin Garuda 'gaya-gayaan' dengan fokus menggarap rute internasional.

Seperti diketahui, maskapai penerbangan pelat merah Garuda Indonesia baru saja memperoleh homologasi atau kesepakatan damai dengan para kreditur.

Adapun kesepakatan damai ini terkait dengan proposal restrukturisasi utang senilai Rp142 triliun yang diproses melalui Penundaan Kewajiban Pembayaran Utang (PKPU).

"Ya ngapain kita bisnis gaya-gayaan, lebih baik kita memperbaiki domestik kita yang sangat besar marketnya, tetapi luar negerinya sedikit saja itu pun umroh/haji dan kargo, yang lainnya lebih kepada domestik. Nah jadi untuk masalah kedepannya masih terlalu dini kita fokus hari ini dulu," ujar Erick kepada wartawan, Senin 27 Juni.

Lebih lanjut, Erick mengatakan, keberhasilan Garuda memenangkan PKPU merupakan hasil kerja keras banyak pihak, sehingga mampu menghasilkan keputusan terbaik.

"Bahwa penyelesaian ini konkret tidak setengah-setengah, karena dalam melakukan perbaikan sebuah perusahaan, apalagi BUMN yang harus sehat dan juga bagian kita mengintervensi market seperti harga tiket yang lagi mahal hari ini, kan ini menjadi penyeimbang," ucapnya.

Terpisah, Direktur Utama Garuda Indonesia, Irfan Setiaputra mengatakan, implementasi rencana bisnis perusahaan akan dilakukan setelah 30 hari pascapengumuman PKPU atau terhitung sejak Senin 27 Juni 2022.

"Yang jelas, alhamdulillah ternyata tahap ini (PKPU) bisa kita lewati lancar, hari ini dan tentu saja, sesuai dengan kesepakatan hari ini, proses restruk kita akan dilanjutkan 30 hari, untuk finalisasi dengan semua kreditur. Alhamdulillah bisa sampai di tahap ini meski tertunda satu pekan kemarin," kata Irfan.

Dia menambahkan, tahapan selanjutnya yakni pelaksanaan Rapat Umum Pemegang saham (RUPS).

Irfan berharap, pelaksanaan RUPS segera dilakukan sehingga perusahaan bisa memperoleh Penyertaan Modal Negara (PMN) senilai Rp7,5 triliun.

Garuda juga akan melakukan aksi korporasi di antaranya melakukan rights issue sebanyak dua kali di tahun ini.

Langkah ini untuk memperkuat modal perusahaan. Rights issue akan dilakukan pasca-RUPS.

Kemudian, rights issue tahap kedua akan dilakukan pada awal III hingga IV untuk tambahan pendanaan dari investor strategis.

Setelah proses rights issue tahap kedua tersebut, maka persentase kepemilikan saham pemerintah di Garuda minimal sebesar 51 persen.

Irfan mengatakan, manajemen juga akan mengoperasikan pesawat dua kali lipat dari jumlah saat ini. Di mana akan ada 70 armada pesawat yang dioperasikan.

"Tidak mengurangi rute sementara waktu, rute saat ini masuk dalam klasifikasi menguntungkan, kemungkinan besar akan ditambah frekuensinya, dan kemungkinan beberapa rute yang kita buka belum dibuka, akan dibuka kembali," kata dia.