Bagikan:

JAKARTA - Menteri Pekerjaan Umum dan Perumahan Rakyat Basuki Hadimuljono bersama Duta Besar RI untuk Kazakhstan dan Tajikistan M Fadjroel Rachman menghadiri konferensi terkait Dekade Internasional untuk Aksi “Air untuk Pembangunan Berkelanjutan”.

Dalam keterangan tertulis KBRI Nur-Sultan, dijelaskan konferensi yang diselenggarakan pada 6-9 Juni lalu itu menghasilkan tiga dokumen yang disiapkan oleh Sekretariat Konferensi.

Dalam pidato kunci, yang disampaikan pada sesi acara K-Water’s Side Event Global Water Leaders Seminar: Water, Climate Change, and Capacity Building di Dushanbe, Tajikistan pada selasa (7/6), Basuki menyampaikan kebutuhan air meningkat secara signifikan akibat urbanisasi yang cepat, populasi yang terus bertambah, serta pertumbuhan ekonomi yang pesat.

“Isu perubahan iklim, sumber air tanah yang terkuras, serta kondisi sungai dan danau yang tercemar juga menambah tekanan lebih lanjut pada masalah krisis air. Kita akan mampu bertahan dari tantangan tersebut apabila kita dapat mengoptimalkan air yang tersedia serta mengoptimalkan adaptasi terhadap perubahan iklim,” katanya dikutip Antara, Sabtu, 11 Juni.

Dia pun mengajak berbagai negara di dunia untuk mempersiapkan kompetensi para insinyur muda agar mampu menjawab berbagai tantangan dalam sumber daya air global.

“Perlu dipikirkan bagaimana kita dapat merancang pengembangan kapasitas dan pendidikan yang dibuat khusus untuk mempersiapkan insinyur muda dan memungkinkan berjalannya regenerasi yang lebih baik,” ujarnya.

Sementara Dubes RI Fadjroel Rachman menekankan air merupakan sumber kehidupan yang perlu dikelola dengan lebih baik.

“Air adalah sumber kehidupan. Melupakan masa depan air berarti melupakan masa depan umat manusia,” kata Fadjroel.

Dalam rangkaian acara tersebut, pihak Indonesia juga mengundang seluruh peserta yang hadir untuk menghadiri Forum Air Dunia 2024 yang akan digelar di Bali.