JAKARTA - Perusahaan kertas dari Grup Sinar Mas milik konglomerat Eka Tjipta Widjaja, PT Pabrik Kertas Tjiwi Kimia Tbk (TKIM) membukukan peningkatan kinerja penjualan dan laba bersih sepanjang kuartal I 2022.
Dalam laporan keuangan TKIM, dikutip Minggu 5 Juni, perseroan mencatat penjualan neto sebesar 302,22 miliar dolar AS per Maret 2022, atau setara Rp4,34 triliun (kurs Rp14.349,01 per dolar AS). Penjualan ini meningkat 13,28 persen dari 266,78 juta dolar AS pada kuartal I2021.
Masing-masing segmen penjualan perseroan, yakni kertas budaya dan kertas industri mengalami peningkatan penjualan. Segmen kertas budaya terutama terdiri dari kertas cetak dan tulis serta produk kertas terkait lainnya, mencatatkan peningkatan penjualan menjadi 215,74 juta dolar AS pada kuartal I 2022, dari 185,31 juta dolar AS pada periode yang sama tahun sebelumnya.
Segmen kertas industri terdiri dari kotak karton dan brown paper juga mencatatkan peningkatan kinerja menjadi 86,48 juta dolar AS dari sebelumnya US$81,46 juta dolar AS.
Di tiga bulan pertama tahun ini, perseroan mencatatkan pelemahan penjualan ekspor menjadi 143,65 juta dolar AS dari sebelumnya 159,31 juta dolar AS. Namun, penjualan lokal bertumbuh menuju 158,57 juta dolar AS dari 107,46 juta dolar AS pada kuartal I/2021.
Beban pokok penjualan meningkat per Maret 2022 menjadi 261,24 juta dolar AS dari sebelumnya 230,79 juta dolar AS. Namun, TKIM masih mencatatkan peningkatan laba bruto menjadi 40,98 juta dolar AS dari 35,98 juta dolar AS per Maret 2021.
BACA JUGA:
Adanya peningkatan taksiran beban pajak menghasilan neto menjadi 2,91 juta dolar AS dari sebelumnya 312.000 dolar AS membuat laba TKIM terkikis. Laba bersih TKIM mencapai 74,1 juta dolar AS atau sekitar Rp1,06 triliun, turun tipis dari 74,99 juta dolar AS per Maret 2021.
Perseroan membukukan penurunan total liabilitas dari 1,4 miliar dolar AS pada 31 Desember 2021 menjadi 1,26 miliar dolar AS per Maret 2022.
Sementara itu, total ekuitas Tjiwi Kimia tercatat naik menjadi 1,83 miliar dolar AS di akhir Maret 2022, dari 1,75 miliar dolar AS pada 2020. Naiknya ekuitas perseroan ini akibat meningkatnya jumlah saldo laba yang belum ditentukan penggunaannya menjadi 1,1 miliar dolar AS.