Bagikan:

JAKARTA - Kementerian Perindustrian (Kemenperin) menjalin kerja sama dengan Tajikistan di sektor industri. Hal ini terungkap setelah Wakil Menteri Perindustrian (Wamenperin) Faisol Riza melakukan pertemuan dengan Menteri Industri dan Teknologi Baru Republik Tajikistan di Kementerian Perindustrian, Jakarta, Jumat, 22 November.

Dalam pertemuan tersebut, kedua pihak menekankan pentingnya kolaborasi untuk menghadapi situasi global yang semakin kompleks.

"Kami berharap, Indonesia dan Tajikistan dapat membangun kerja sama yang saling menguntungkan, terutama di sektor industri," ujar Faisol seperti dikutip dari keterangan tertulisnya, Sabtu, 23 November.

Faisol mengatakan, kerja sama tersebut perlu dipererat di sektor industri, dengan mengoptimalkan peluang-peluang, terutama dalam hilirisasi industri serta industri produk halal.

"Kami juga terbuka untuk membahas kerja sama mengenai pengembangan kapasitas Sumber Daya Manusia (SDM)," katanya.

Sementara itu, Menteri Industri dan Teknologi Baru Republik Tajikistan Mr. Sherali Kabir menyampaikan potensi yang dimiliki negaranya.

Dia menyatakan keseriusan Tajikistan dalam menjalin kemitraan dengan Indonesia. Salah satu contoh konkret, yakni kolaborasi dengan salah satu perusahaan di Indonesia dalam penyediaan bahan baku, yang dianggap signifikan dalam mempererat hubungan bilateral.

Selain itu, sektor pertambangan juga menjadi perhatian utama dengan adanya beberapa nota kesepahaman (MoU) antara perusahaan kedua negara. Dia turut mengungkapkan ketertarikan negaranya terhadap pengalaman Indonesia dalam pengelolaan nikel, mengingat Indonesia memiliki cadangan nikel terbesar di dunia.

"Kami ingin mempelajari lebih lanjut mengenai investasi dan pengembangan sektor nikel di Indonesia," tuturnya.

Terkait hal tersebut, Faisol pun merespons positif. Dia bilang, Kemenperin akan menyiapkan langkah-langkah teknis untuk menindaklanjuti kerja sama tersebut dan mengidentifikasi perusahaan-perusahaan Indonesia yang potensial untuk menjalin hubungan langsung dengan Tajikistan.

"Kami berharap, implementasinya dapat dimulai pada awal tahun depan," ungkap Faisol.

Untuk diketahui, hubungan kerja sama Indonesia dan Tajikistan telah berlangsung lama. Pasalnya, pada 2024 ini, kedua negara akan merayakan 30 tahun hubungan diplomatik.