JAKARTA - Kementerian Pertanian optimis pembuatan vaksin penyakit mulut dan kuku (PMK) lokal akan selesai selama kurang lebih 3 bulan. Sembari menunggu hasil vaksin PMK lokal, Kementerian Pertanian juga tengah menjajaki importasi vaksin PMK.
Direktur Jenderal Peternakan dan Kesehatan Hewan (Dirjen PKH) Nasrullah mengatakan, Kementan berencana melakukan impor vaksin PMK dari Prancis sebanyak 3 juta dosis. Namun, untuk tahap awal rencananya akan mengimpor sebanyak 1 juta dosis.
"Kita menyiapkan untuk 1 juta (dosis) yang ada di APBN kita," kata Nasrullah dalam Rapat Dengar Pendapat dengan Komisi IV DPR, Kamis, 2 Juni.
Sekadar informasi, Kementerian Pertanian menekankan importasi vaksin PMK ini bukan untuk jualan vaksin. Namun, sebagai upaya bantuan darurat dalam rangka menghadapi Hari Raya Iduladha.
Menanggapi hal itu, Ketua Komisi IV DPR Sudin meragukan data yang disampaikan Kementerian Pertanian. Pasalnya, Sudin mengaku mendapat informasi bahwa belum ada kesepakatan pembelian vaksin antara Kementan dengan pihak Prancis.
"Setahu saya Prancis belum ada deal sama you, saya barusan ngecek Prancis belum ada deal pembelian 3 juta vaksin," ujar Sudin.
BACA JUGA:
Sudin meminta, jika pembelian vaksin tidak bisa dari Prancis, maka dapat dilakukan pembelian vaksin dari negara tetangga seperti Malaysia, Vietnam atau Australia.
"Kalau memang anggarannya nggak ada, mumpung lagi raker, refocusing," katanya.
Lebih lanjut, Sudin juga menilai jika hanya membeli vaksin PMK sebanyak 3 juta dosis maka tidak cukup untuk memvaksinasi populasi hewan ternak yang jumlahnya sekitar 18 juta ekor.