Bagikan:

JAKARTA - Pengusaha sekaligus Ketua Himpunan Wiraswasta Nasional Minyak dan Gas (Hiswana Migas) Aceh Nahrawi Noerdin meminta pemerintah untuk dapat membuka kembali penerbangan rute Aceh-Malaysia.

"Kita berharap Pemerintah Aceh dan DPR Aceh bisa mencarikan solusi. Mungkin dengan menyurati atau berkoordinasi dengan Kementerian terkait," kata Nahrawi Noerdin, di Banda Aceh, dikutip dari Antara, Selasa 17 Mei.

Nahrawi mengatakan, sejak ditutupnya rute penerbangan Aceh -Malaysia dua tahun lalu karena pandemi COVID-19, hingga saat ini rute tersebut belum juga dibuka. Padahal, sudah mulai ke fase endemi dan geliat kehidupan masyarakat mulai memasuki masa pemulihan menuju keadaan normal.

Pemerintah hanya mengizinkan penerbangan Internasional melalui beberapa bandara di Indonesia, diantaranya Bandara Soekarno-Hatta di Banten dan Kuala Namu di Sumatera Utara.

"Tak kunjung dibukanya rute penerbangan internasional dari dan ke Aceh ini memberi pengaruh signifikan terhadap pertumbuhan ekonomi Aceh, terutama melalui sektor pariwisata," ujarnya.

Nahrawi menyampaikan, Aceh merupakan salah satu tujuan wisata favorit warga Malaysia. Selain kedekatan secara budaya dan letak geografis, warga di sana juga sangat menyukai wisata religi dan kuliner khas Aceh.

"Tidak hanya untuk tujuan wisata, perjalanan untuk tujuan bisnis juga banyak dilakukan oleh pebisnis asal negara jiran tersebut, maka sangat disayangkan jika rute ini tak dibuka," katanya.

Nahrawi menuturkan, upaya pemulihan ekonomi nasional saat ini, sektor pariwisata merupakan salah satu andalan terhadap ekonomi Aceh, maka pembukaan rute penerbangan tersebut menjadi langkah strategis yang diambil pemerintah.

"Orang Aceh dan Malaysia saling berkunjung baik untuk tujuan wisata maupun bisnis, hal itu sangat positif pengaruhnya bagi pertumbuhan ekonomi Aceh," ujarnya.

Dalam kesempatan ini, Nahrawi juga meminta kepada masyarakat, jika nantinya rute penerbangan internasional dari Aceh dibuka kembali, maka masih wajib mengikuti ketentuan protokol kesehatan yang ditetapkan. Karena virus ini belum berakhir sepenuhnya.

“Bagaimanapun pandemi COVID-19 belum benar-benar berakhir. Maka protokol kesehatan harus tetap dijalankan jika nantinya rute penerbangan internasional ini dibuka kembali demi kebaikan bersama," demikian Nahrawi Noerdin.