Bagikan:

JAKARTA – Bank Indonesia (BI) melaporkan bahwa jumlah penarikan uang tunai selama periode Ramadan dan Idulfitri tahun ini mencapai Rp180,2 triliun.

Kepala Departemen Komunikasi BI Erwin Haryono mengatakan angka itu lebih tinggi jika dibandingkan dengan momentum tahun lalu dengan Rp154,5 triliun atau terjadi pertumbuhan 16,6 persen year on year (yoy).

“Wilayah dengan penarikan tunai tertinggi yaitu di Pulau Jawa sebesar Rp110,1 triliun yang naik 19,6 persen yoy,” ujarnya dalam keterangan resmi hari ini, Senin, 9 Mei.

Menurut Erwin beberapa wilayah lain juga mengalami pertumbuhan seperti Sumatera yang naik 6,5 persen dengan realisasi penarikan tunai Rp35,3 triliun.

Disusul kemudian Sulawesi-Maluku-Malut-Papua (Sulampua) sebesar Rp15,0 triliun atau tumbuh 13,3 persen, Kalimantan sebesar Rp12,5 triliun tumbuh 15,2 persen, serta Bali dan Nusa Tenggara sebesar Rp7,4 triliun tumbuh 42,4 persen.

“Kinerja tahunan penarikan uang tunai selama Ramadan dan Idulfitri 2022 di setiap wilayah di Indonesia secara umum mengalami pertumbuhan,” tegas dia.

Dalam catatan VOI, pada awal April lalu bank sentral mengumumkan telah menyediakan uang tunai sebanyak Rp175,26 triliun untuk memenuhi kebutuhan Ramadan dan Lebaran 2022. Nilai tersebut kemudian direvisi pada 19 April dengan menambah alokasi menjadi Rp202,7 triliun.

Lebih lanjut, dari sisi transaksi nontunai melalui BI-FAST juga mengalami peningkatan dengan nominal pada April 2022 tumbuh sebesar 51,88 persen secara bulanan (month to month/mtm) menjadi Rp100,25 triliun.

“Nominal transaksi tertinggi terjadi pada H-7 Lebaran atau pada 25 April yang sebesar Rp5,93 triliun dengan volume sebanyak 1,28 juta transaksi,” katanya.

Erwin menjelaskan pula terkait penukaran uang BI yang membukukan jumlah sebesar Rp1,3 triliun. Angka itu disebar melalui layanan penukaran ritel atau kas keliling BI di 468 titik penukaran yang tersebar di seluruh Indonesia mulai 5 hingga 28 April 2022.

“Selain itu, perbankan juga memberikan layanan penukaran kepada masyarakat melalui jaringan kantor perbankan yang jumlahnya mencapai 5.013 titik penukaran di seluruh Indonesia,” ucap dia.

“Bank Indonesia senantiasa mengimbau seluruh masyarakat untuk mendorong perilaku cinta merawat dan mencintai rupiah, senantiasa bangga dan menggunakan rupiah dalam setiap transaksi, serta menjaga pola perilaku belanja bijak dan sesuai kebutuhan,” tegas Erwin.