Bagikan:

JAKARTA - Laju pertumbuhan ekonomi pada kuartal I 2022 yang naik 5,01 persen menjadi bukti berhasilnya strategi pemerintah. Seperti yang disampaikan Staf Khusus (Stafsus) Presiden Bidang Ekonomi Arif Budimanta.

“Berbagai strategi demand creating supply yang tengah dilakukan pemerintah saat ini sedikit banyak berkontribusi menjaga pertumbuhan ekonomi saat ini,” kata Arif dikutip Antara, Senin 9 Mei.

Menurut Arif, capaian pertumbuhan ekonomi di kuartal I 2022 ini dipengaruhi berbagai kebijakan pemerintah selama ini seperti menjaga stabilitas harga, memperluas program perlindungan sosial dalam rangka menjaga dan memulihkan konsumsi rumah tangga yang terdampak pandemi.

Kemudian juga kebijakan pemerintah dalam menyalurkan program pembiayaan kredit bagi UMKM dan mendorong penggunaan Tingkat Komponen Dalam Negeri (TKDN).

Oleh karena itu, kata dia, momentum pertumbuhan ekonomi nasional dapat tetap terjaga pada kuartal I 2022 ini di tengah masih diberlakukannya kebijakan Pemberlakuan Pembatasan Kegiatan Masyarakat (PPKM).

"Pemerintah terus berupaya memulihkan perekonomian nasional, khususnya konsumsi masyarakat yang selama ini memiliki kontribusi terbesar dalam perekonomian nasional," katanya.

Badan Pusat Statistik (BPS) pada Senin mengumumkan perekonomian Indonesia pada triwulan I-2022 tumbuh 5,01 persen jika dibandingkan dengan periode yang sama tahun lalu (yoy) karena pulihnya aktivitas ekonomi masyarakat.

Menurut BPS, pertumbuhan ekonomi Indonesia, berdasarkan sisi pengeluaran secara tahunan (yoy) ditopang oleh ekspor 16,22 persen, konsumsi rumah tangga 4,34 persen, investasi 4,09 persen. Sedangkan belanja pemerintah tumbuh negatif 7,74 persen.

Nilai PDB atas dasar harga berlaku pada triwulan I 2022 mencapai Rp4.513 triliun dan nilai PDB atas dasar harga konstan sebesar Rp2.819 triliun.

Secara tahunan, ekonomi Indonesia meningkat 5,01 persen (yoy), namun jika dibandingkan dengan triwulan sebelumnya di kuartal IV 2021, ekonomi Indonesia menurun sebesar 0,96 persen (quarter to quarter/qtq).