Bagikan:

JAKARTA - Pengelola jaringan bioskop, PT Graha Layar Prima Tbk (BLTZ) resmi mengoperasikan bioskop baru CGV Mall Paradise Walk yang berlokasi di Serpong, Tangerang Selatan, pada Jumat 29 April kemarin.

Direktur PT Graha Layar Prima Tbk, Yeo Deoksu mengatakan dengan pembukaan bioskop baru tersebut, pihaknya berharap bisa menggairahkan kembali aktivitas rumah produksi (production house) dalam memproduksi dan merilis film-film nasional.

Selain itu pembukaan bioskop baru diharapkan akan membantu memulihkan ekonomi di sektor industri perfilman dan industri kreatif lainnya, serta dapat membuka kembali peluang lapangan kerja di sekitar bioskop CGV beroperasi.

"Masyarakat pun bisa kembali menonton di bioskop dengan aman dan nyaman dengan menerapkan protokol kesehatan yang ketat," jelas dia dalam keterbukaan informasi publik yang dikutip, Sabtu 30 April.

Untuk meningkatkan kenyamanan dan keamanan pengunjung bioskop, Manajemen Graha Layar Prima memastikan telah menyiapkan sejumlah protokol kesehatan sesuai dengan panduan baik dari Pemerintah Pusat maupun Pemerintah Daerah setempat, di antaranya: Pengunjung wajib menggunakan aplikasi Peduli Lindungi untuk melakukan Skrining atau penerapan protokol kesehatan yang di atur oleh Pemerintah Daerah terhadap semua pengunjung dan pegawai.

Perseroan juga mengaku mengikuti ketentuan kapasitas maksimal penonton berdasarkan status PPKM dimana ketentuan Level 3, dengan kapasitas maksimal 50%, kemudian status PPKM dengan Level 2, Kapasitas maksimal 75 persen, sementara status PPKM dengan Level 1, Kapasitas maksimal 100 persen.

Sebagai catatan, hingga periode Desember 2021, BLTZ mengoperasikan sebanyak 68 bioskop dengan jumlah layer sebanyak 395 layar.

Adapun dari sisi kinerja, bagi BLTZ pandemic covid-19 yang terjadi selama dua tahun terakhir merupakan pukulan berat, karena operasional bioskop dibatasi bahkan sempat ditutup. Kondisi ini berdampak pada pencapaian kinerja keuangan Perseroan.

Tahun buku 2021 pendapatan BLTZ tercatat Rp284,90 miliar menurut disbanding tahun 2020 sebesar Rp 255,94 miliar. Sebelum pandemic, pada tahun 2019 pendapatan tercatat sebesar Rp1,41 triliun.

Untuk laba bottom line, Perseroan tercatat menderita rugi Rp 264,57 miliar menunjukan penurunan dibanding rugi yang diderita tahun sebelumnya Rp\447,47 miliar. Sementara pada tahun buku 2019 Perseroan masih memperoleh laba Rp 83,35 miliar.