Bentuk Tim Investigasi, Kementerian ESDM Selidiki Kejadian Well Kick di Proyek Panas Bumi Sorik Marapi
Ilustrasi. (Foto: Dok. Antara)

Bagikan:

JAKARTA - Kementerian Energi dan Sumber Daya Mineral (ESDM) melalui Direktorat Jenderal Energi Baru Terbarukan dan Konservasi Energi (EBTKE) mengeluarkan 5 rekomendasi untuk penanganan semburan liar (blow out) yang diikuti dengan keluarnya gas H2S ketika berlangsung pengeboran sumur panas bumi T-12 proyek PLTP Sorik Marapi, PT Sorik Marapi Geothermal Power (SMGP).

Direktur Panas Bumi sekaligus Kepala Inspektur Panas Bumi (KAIP) Harris mengungkapkan Kementerian ESDM juga telah membentuk Tim Investigasi Kementerian ESDM yang hari ini telah berada di lokasi untuk melakukan investigasi.

Tak hanya itu, Direktur Panas Bumi/Kepala Inspektur Panas Bumi (KAIP) juga telah menerbitkan surat instruksi penghentian sementara kegiatan pengeboran dan uji alir sumur kepada SMGP dengan pertimbangan aspek keselamatan dan perlindungan lingkungan, sebagaimana keterangan yang disampaikan oleh Harris, Direktur Panas Bumi/KAIP.

Sementara itu saat ditanyai mengenai penyebab semburan tersebut, Haris mengungkapkan hingga saat ini pihaknya masih melakukan penyelidikan di lapanan.

"Tim investigasi KESDM masih di lapangan dan masih melakukan pengumpulan data dan fakta, jadi belum bisa disimpulkan penyebabnya," ujarnya saat dihubungi VOI, Selasa 26 April.

Terkait upaya penanganan saat ini salah satunya difokuskan untuk memberikan perawatan yang optimal kepada korban yang terdampak paparan gas H2S. Saat ini kondisi kesehatan korban semakin membaik dan beberapa orang warga telah diizinkan pulang ke rumah.

"Kementerian ESDM berharap agar semua pihak dapat menjaga situasi tetap kondusif agar upaya pemulihan dapat berjalan dengan lancar," kata Harris.

Harris menambahkan bahwa Kementerian ESDM akan mengambil langkah tegas untuk menegakkan peraturan K3LL panas bumi dalam rangka menciptakan pengusahaan panas bumi yang aman dan ramah lingkungan.

PT Sorik Marapi Geothermal Power (SMGP) yang merupakan pengembang pada proyek PLTP Sorik Marapi, melaporkan bahwa pada tanggal 24 April 2022, terjadi semburan liar (blow out) yang diikuti dengan keluarnya gas H2S ketika berlangsung pengeboran sumur panas bumi T-12.

Semburan liar merupakan salah satu potensi bahaya yang dapat terjadi dalam kegiatan pengeboran sehingga prosedur dan peralatan untuk pencegahannya juga harus dipersiapkan dengan baik.

PLTP Sorik Marapi saat ini mengoperasikan 2 unit pembangkit dengan kapasitas pembangkitan 90 MW yang membantu meningkatkan keandalan jaringan transmisi ketenagalistrikan Sumatera Utara. Dalam rangka pengembangan PLTP Sorik Marapi Unit III, SMGP melakukan kegiatan pengeboran sumur panas bumi yang salah satunya sumur T-12 untuk penyediaan suplai uap PLTP Unit III.

Pengeboran sumur T-12 mulai dilaksanakan sejak tanggal 20 April 2022 dan direncanakan berlangsung selama 44 hari dengan target kedalaman 2700 m. Ketika terjadi steam kick, kedalaman sumur baru mencapai 370 m dan belum mencapai zona reservoir sehingga memiliki kemungkinan kecil terjadinya steam kick. Dari penelusuran terhadap data-data pengeboran, penyebab munculnya semburan liar diduga berasal dari sumur T-11 yang berjarak kurang lebih 7 meter dari sumur T-12. Tim Kementerian ESDM terus melakukan pendalaman untuk menemukan penyebab semburan liar tersebut.

Dampak dari kejadian tersebut, dilaporkan sebanyak 19 orang warga masyarakat dan 2 orang kru pengeboran terpapar gas H2S yang keluar dari semburan liar.