JAKARTA – Bank Indonesia (BI) melaporkan bahwa terjadi penurunan nilai Saldo Bersih Tertimbang (SBT) kredit baru menjadi sebesar 64,8 persen pada triwulan I 2022 dari sebelumnya 87 persen di triwulan IV 2021.
Kepala Grup Departemen Komunikasi BI Junanto Herdiawan mengatakan pertumbuhan kredit baru terindikasi terjadi pada seluruh jenis penggunaan, tercermin dari nilai SBT yang tercatat positif.
“(Meski terjadi penurunan) Penyaluran kredit baru pada triwulan I 2022 tetap terjaga dan tumbuh positif,” ujarnya dalam keterangan pers hari ini, Kamis 21 April.
Menurut Junanto, pada triwulan II 2022 penyaluran kredit baru diperkirakan tumbuh lebih tinggi, terindikasi dari SBT prakiraan penyaluran kredit baru sebesar 79 persen. Kemudian, dia juga mengungkapkan jika standar penyaluran kredit pada triwulan II 2022 diprakirakan sedikit lebih longgar dibandingkan periode sebelumnya.
BACA JUGA:
Hal itu terindikasi dari Indeks Lending Standard (ILS) negatif sebesar minus 0,4 persen, berbeda dengan 3,3 persen pada triwulan sebelumnya.
“Kondisi tersebut dipengaruhi oleh perkiraan penurunan suku bunga kredit yang dilakukan oleh sebagian bank,” tuturnya.
Adapun, hasil survei menunjukkan responden tetap optimis terhadap pertumbuhan kredit ke depan. Responden memperkirakan pertumbuhan kredit pada 2022 sebesar 9,3 persen secara tahunan (year on year/yoy) atau meningkat dibandingkan 5,2 persen pertumbuhan pada 2021.
“Optimisme tersebut antara lain didorong oleh kondisi moneter dan ekonomi, serta relatif terjaganya risiko penyaluran kredit,” tutup Junanto.