JAKARTA - Perusahaan batu bara milik konglomerat Dato' Low Tuck Kwong, PT Bayan Resources Tbk (BYAN) menganggarkan belanja modal sekitar 220 juta-250 juta dolar AS, atau sekitar Rp3,5 triliun pada tahun ini.
Dalam laporan panduan perusahaan, dikutip Kamis 21 April, belanja modal (capital expenditure/capex) BYAN tersebut naik dari tahun lalu yang senilai 190 juta dolar AS. Penggunaan belanja modal tahun ini, 78 persen dialokasikan untuk pembangunan konstruksi dan infrastruktur.
Selanjutnya 21 persen dialirkan ke pembelian peralatan dan mesin. Adapun sisa 1 persennya untuk pendukung usaha lainnya.
Sementara itu, sejumlah proyek saat ini yang sedang dikerjakan BYAN antara lain konstruksi Coal Haul Road ke Mahakam sejauh 101 kilometer yang menelan biaya sekitar 121,9 juta dolar AS. Kemudian, sekitar 45,8 juta dolar AS anggaran capex akan digunakan untuk proyek besar lainnya termasuk ekspansi stockpile BCT dan conveyor baru.
Adapun untuk produksi tahun ini Bayan Resources tak banyak berubah dari target tahun lalu. Perseroan menargetkan produksi pada 2022 sebanyak 37-39 juta ton, jumlah yanghampir sama dengan target tahun lalu sebanyak 38 juta ton.
BACA JUGA:
Selain itu, BYAN memperkirakan akan meraup pendapatan antara 3,2 miliar-3,4 miliar dolar AS atau sekitar Rp48 triliun di sepanjang 2022. Hal ini mempertimbangkan rata-rata harga jual (ASP) di kisaran 85-90 dolar AS per metrik ton (MT) dan dengan harga rata-rata di pasar Newcastle sekitar 220 dolar AS per ton.
Biaya tunai diperkirakan akan berada di kisaran 33-36 dolar AS per ton, sehingga Ebitda tahun ini diperkirakan bisa mencapai antara 2 miliar-2,1 miliar dolar AS.