Sasaran Dibidik Sri Mulyani! Begini Arah Kebijakan Subsidi Pemerintah di Tengah Harga yang Meroket
Ilustrasi (Foto: Dok. Pertamina)

Bagikan:

JAKARTA - Pemerintah melalui Menteri Keuangan (Menkeu) Sri Mulyani menegaskan bahwa kebijakan pemberian subsidi untuk berbagai barang krusial masih akan terus berjalan walaupun dihadapkan pada peningkatan beban anggaran.

Menurut Menkeu, hal ini merupakan wujud kehadiran negara untuk melindungi warga masyarakat, utamanya bagi kalangan tidak mampu.

“Kita terus melakukan exercise, selama harga administrasi tidak mengalami perubahan maka yang terjadi potensi subsidi akan meningkat,” ujarnya saat memberikan keterangan resmi secara daring pada Rabu pagi, 13 April.

Dalam catatan Menkeu, kenaikan harga sejumlah komoditas penting dunia seperti minyak, gas, dan mineral membawa pengaruh terhadap pembentukan harga di dalam negeri. Untuk itu, pemerintah disebutnya telah menyiapkan dua skema.

Pertama, APBN mencoba menahan tekanan fluktuasi harga agar tidak terlalu berpengaruh terhadap harga nasional.

“Langkah untuk menyeimbangkan antara tekanan yang dialami oleh semua negara untuk bisa melindungi masyarakat, namun di saat yang sama APBN tetap kredibel,” tuturnya.

Kedua adalah melakukan penyesuaian harga jual disertai dengan memberikan sejumlah bantuan kepada masyarakat sebagai bagian dari kompensasi.

“Berbagai faktor akan menentukan langkah strategis, sampai pada adanya kenaikan pass through dengan beberapa kompensasi bantuan sosial untuk bisa mengurangi tekanan,” tegas dia.

Menkeu sendiri tidak memberikan kepastian soal berapa besaran alokasi anggaran untuk subsidi pada tahun ini.

Namun, VOI mencatat Panitia Kerja (Panja) Badan Anggaran DPR RI menyetujui subsidi energi sebesar Rp134,02 triliun yang diusulkan pemerintah dalam RAPBN 2022.

Subsidi energi tersebut terdiri dari subsidi jenis BBM tertentu dan LPG 3 Kg sebesar Rp77,54 triliun. Sementara Rp56,47 miliar lainnya adalah subsidi listrik.

Adapun, hingga Februari 2022 nilai subsidi energi mencapai Rp21,7 triliun yang disalurkan dalam bentuk BBM, LPG, dan listrik.

Secara terperinci, realisasi penggunaan BBM bersubsidi hingga Januari 2022 adalah sebanyak 1,39 juta kilo liter atau tumbuh dari 2021 yang tercatat 1,18 juta kilo liter.

Sementara untuk LPG 3 Kg bersubsidi sebesar 632,7 juta Kg pada 2022 dari sebelumnya 603,2 juta Kg. Kemudian untuk listrik disebutkan telah dinikmati oleh 38,2 juta pelanggan di bulan pertama tahun ini dibandingkan dengan 37,2 pelanggan periode yang sama 2021.