Jos! Calon Wakil Ketua OJK Fauzi Ichsan Tawarkan Solusi Masalah AJB Bumiputera, Begini Skemanya
Calon Wakil Ketua OJK Fauzi Ichsan (Foto: tangkap layar Youtube Komisi XI DPR)

Bagikan:

JAKARTA - Calon Wakil Ketua Otoritas Jasa Keuangan (OJK) Fauzi Ichsan menyampaikan visi dan misinya dalam agenda uji kelayakan dan kepatutan (fit and proper test) dengan Komisi XI DPR hari ini. Dalam pemaparannya, Fauzi menyoroti soal rencana penyelesaian kasus asuransi AJB Bumiputera.

Menurut dia, penting untuk dipahami latar belakang permasalahan sehingga kondisi ini bisa terjadi secara berlarut-larut.

“Persoalan Bumiputera ini adalah asuransi mutual dimana pemegang polisnya itu adalah pemegang saham. Sehingga bisa dibilang bahwa seharusnya pemegang saham, berdasarkan peraturan, adalah pihak yang mesti melakukan rekapitulasi perusahaan yang bermasalah,” ujar dia di Kompleks Parlemen Senayan, Jakarta, Rabu, 6 April.

Fauzi menambahkan, situasi bertambah runyam karena sebagian besar pemegang polis tidak mengetahui bahwa mereka memiliki posisi strategis di AJB Bumiputera.

“Tetapi mayoritas pemegang polis tidak mengerti bahwa mereka adalah pemegang saham,” tutur dia.

Lebih lanjut, mantan bos Lembaga Penjamin Simpanan (LPS) itu mendorong adanya solusi untuk memberikan pengetahuan mendasar bagi para nasabah.

“Jadi untuk menyelesaikan masalah ini perlu langkah-langkah yang bersifat edukatif, yaitu mengumpulkan para perwakilan dari pemegang polis (dan memberi pengertian) bahwa mereka adalah pemegang saham, suka atau tidak,” tegasnya.

Adapun, penyelesaian tahap selanjutnya yang bisa ditempuh adalah melalui tiga pilihan cara. Pertama, berharap adanya injeksi likuiditas dari pemerintah.

“Kalau dari sisi permodalan tentu akan harapan PMN (penyertaan modal negara) tapi tidak mungkin karena itu merupakan APBN,” katanya.

Kedua, berharap masuknya pemodal strategis dari kalangan nonpemeritah atau swasta.

“Kalau berharap investor masuk ini tidak mudah,” ucap dia.

Kemudian yang ketiga adalah mengkonversi kewajiban polis menjadi ekuitas.

“Ini mungkin tapi butuh komunikasi yang dalam. Saya rasa tiga opsi ini masih visible untuk ditempuh, selain juga ada opsi penutupan. Tetapi kalau penutupan tentu akan menimbulkan keresahan masyarakat,” tutur dia.

“Yang pasti kita sebisa mungkin kita mencari solusi agar pemegang polis bisa mendapat value dari perusahaan Bumiputera ini,” tutup Fauzi.