IMF Prediksi Ekonomi Indonesia Tempati Posisi ke-4 di Dunia di 2045, Erick Thohir: Ini Harus Jadi Kenyataan
Menteri BUMN, Erick Thohir. (Foto: Dok. Kementerian BUMN)

Bagikan:

JAKARTA - International Monetary Fund (IMF) memperkirakan bahwa ekonomi Indonesia akan terus tumbuh. Bahkan, akan menempati peringkat keempat sebagai negara dengan ekonomi terbesar pada tahun 2045. Saat itu Indonesia menginjak usia 100 tahun kemerdekaan.

Menteri Badan Usaha Milik Negara (BUMN) Erick Thohir mengajak semua pihak untuk mewujudkan prediksi IMF tersebut. Erick tak ingin prediksi tersebut hanya sekadar mimpi semata namun harus direalisasikan.

"Pada tahun 2045, Indonesia diprediksi oleh IMF merupakan negara yang ekonominya terbesar ke-4 di dunia. Tentu ini harus bisa menjadi kenyataan tidak hanya mimpi. Tapi kita semua harus bisa memastikan daripada implementasi kegiatan kita," katanya dalam acara 'Pekan Milenial Naik Kelas', Selasa, 5 April.

Apalagi, pemerintah juga ingin bonus demografi menjadi sumber bagi pertumbuhan ekonomi bangsa, bukan justru sebaliknya. Karena itu, kata Erick, pemerintah terus mendorong investasi yang ramah terhadap investor dalam membuka banyak lapangan pekerjaan bagi anak-anak muda.

Lebih lanjut, Erick mengatakan bahwa sebagai sebuah bangsa, Indonesia harus memiliki mimpi dan harapan untuk menjadi negara yang memiliki pengaruh dalam hal ekonomi di tahun 2045. Untuk mencapai tujuan tersebut, maka Indonesia harus miliki peta jalan sendiri dan tak bergantung dengan peta jalan negara lain.

"Karena kalau mimpi saja itu di awang-awang. Tetapi kalau potensi ini, kita harus memastikan bagaimana kita membuat roadmap yang baru ini menjadi sebuah hal yang positif," jelasnya.

Selain itu, kata Erick, strategi pemerintah juga perlahan harus bergerak ke arah knowledge based economy agar tak selalu terpaku pada sektor sumber daya alam (SDA). Menurut dia, dalam knowledge based economy, inovasi dan kapabilitas menjadi kunci utama.

Karena itu, kata Erick, kementeriannya terus mendorong peran dari perusahaan-perusahaan pelat merah, salah satunya dengan menginisiasi sejumlah program untuk mendukung peningkatan kualitas generasi milenial. Contohnya, lanjut Erick, mulai dari Ajang Indonesia Digital Tribe, CSR untuk pendidikan, program beasiswa, magang, dan bekerja di BUMN.

"Melalui knowledge based economy Indonesia harus punya SDM yang kompeten dan melek teknologi, agar generasi muda dapat mendorong pertumbuhan ekonomi. Kita buka rekrutmen 2.700 orang di BUMN, yang daftar sudah 10 kali lipatnya," jelasnya.

Menurut Erick, keberpihakan terhadap generasi muda di BUMN merupakan upaya membangun kepemimpinan yang berkelanjutan. Melalui langkah tersebut, Erick ingin memastikan anak-anak muda Indonesia siap agar peluang ke depan tidak diisi oleh negara lain.