Jadi Ujung Tombak Bangsa, Erick Thohir Ajak Milenial dan Gen Z Bantu Indonesia Keluar dari <i>Middle Income Trap</i>
Menteri BUMN, Erick Thohir. (Foto: Dok. Kementerian BUMN)

Bagikan:

JAKARTA - Menteri Badan Usaha Milik Negara (BUMN) Erick Thohir meminta generasi muda untuk mempersiapkan dan meningkatkan diri di era persaingan saat ini. Sebab, menurut Erick, generasi muda adalah ujung tombak bangsa Indonesia untuk keluar dari middle income trap atau pendapatan kelas menengah.

Lebih lanjut, Erick mengatakan bahwa lapangan pekerjaan di masa depan akan lebih banyak diisi oleh sektor-sektor terkait teknologi dan digitalisasi. Antara lain perusahaan rintisan atau startup, health tech, programer dan lainnya. Bahkan, menurut Erick, saat ini sudah masuk pada era metaverse.

Menurut Erick, strategi pemerintah juga perlahan harus bergerak ke arah knowledge based economy agar tak selalu terpaku pada sektor sumber daya alam (SDA). Menurut dia, dalam knowledge based economy, inovasi dan kapabilitas menjadi kunci utama.

Karena itu, Erick mengajak generasi milenial maupun Gen Z untuk bersama-sama membantu Indonesia melepaskan diri dari jebakan negara pendapatan kelas menengah. Apalagi, dalam beberapa tahun ke depan Indonesia menghadapi bonus demografi.

"Tentu melalui knowledge based economy Indonesia harus punya SDM yang benar-benar skillful, kompeten, dan juga melek teknologi. Hal ini tujukan agar tentu generasi muda Indonesia dapat mendorong ekonomi bangsa kita agar tidak terjebak dalam kondisi middle income trap," dalam acara 'Pekan Milenial Naik Kelas', Selasa, 5 April.

Erick memang kerap menyoroti peran anak muda saat ini. Khususnya di ekonomi digital. Potensi ekonomi digital Indonesia sangat besar, bahkan nilainya mencapai Rp4.500 triliun hingga 2030. Karena itu, Erick mengaku khawatir potensi ini digarap oleh negara lain

Untuk menghindari kapitalis asing terhadap market digital di Tanah Air, Erik meminta perusahaan pelat merah mendorong generasi muda mengambil peran dalam ekosistem teknologi. Peran tersebut berupa memfasilitasi ide kreatif milenial yang direalisasikan dalam satu platform digital.

"Artinya tentu kita ketahui, bonus demografi ini 70 persen populasi kita diisi oleh Gen Z, menjadi tentu sebuah hal yang berbeda seperti hari ini dan ini adalah usia yang produktif, karena itu kita benar-benar harus mengandalkan perubahan strategi ekonomi kita ke depan berdasarkan tidak hanya dengan SDA saja. Tetapi knowledge based economy jadi penting ke depan," jelasnya.