JAKARTA - Penaikkan harga BBM Pertamax (RON 92) untuk yang pertama kali dalam tiga tahun terakhir, bisa berdampak pada meningkatnya permintaan Pertalite. Apalagi, harga Pertalite saat ini menjadi yang termurah yakni Rp7.650 per liter dan statusnya berubah dari BBM nonsubsidi menjadi BBM Penugasan.
Untuk itu Pertamina mengantisipasi masyarakat yang beralih menggunakan BBM RON 90 atau Pertalite.
Direktur Utama PT Pertamina Patra Niaga Subholding Commercial & Trading Pertamina Alfian Nasution memprediksi lonjakan konsumsi pertalite tersebut hanya bersifat sementara dan akan kembali normal. Ia juga menyadari terjadi lonjakan konsumsi BBM Pertalite sebesar 15 persen.
"Kami di Pertamina yakin bahwasanya lonjakan 10 sampai 15 persen ini hanya sementara dan akan kembali normal," ujarnya dalam Squawk Box CNBCIndonesia Senin 4 April.
Meski demikian, Pertamina tetap menyediakan produk baik di terminal maupun SPBU untuk menjaga stok pertalite tetap aman. Alfian memastikan stok pertalie masih berada di level aman yakni 19 hari.
"Kami juga memiliki program-program khusus untuk menahan konsumen Pertamax untuk tidak beralih ke Pertalite melalui hadiah maupun promo lainnya," ujar Alfian.
BACA JUGA:
Di samping itu, lanjut Alfian, pertamina juga gencar melakukan edukasi bagi konsumen mengenai BBM Kualitas tinggi dan BBM yang ramah lingkungan sehigga diharapkan pergeseran konsumen ini tidak berlangsung lama.
Sementara itu, kuota Pertalite untuk tahun ini ditetapkan sebesar 23,05 juta kl. Berdasarkan realisasi penyaluran hingga Februari 2022 tercatat lonjakan konsumsi telah terjadi.
Hingga akhir tahun ini konsumsi Pertalite diprediksi bakal melonjak hingga 26,5 juta kl atau setara 15 persen di atas kuota 23,05 juta kl.