SURABAYA - DPRD Surabaya memprediksi sektor ritel dan usaha mikro kecil menengah (UMKM) di Kota Surabaya, Jawa Timur, akan menggeliat pada saat Bulan Suci Ramadan hingga Hari Raya Idul Fitri 2022.
"Sektor ritel dan UMKM saat ini sudah mulai pulih. Kami prediksi pada bulan Ramadan geliat sektor ritel dan UMKM akan semakin meningkat," kata Wakil Ketua Komisi B Bidang Perekonomian DPRD Surabaya Anas Karno di Surabaya, Sabtu 2 April.
Menurut dia, sesuai dengan arahan Presiden RI Joko Widodo, umat Islam diberi kelonggaran untuk kembali menjalankan ibadah Ramadan seperti Shalat Tarawih dan Shalat Idul Fitri berjamaah di masjid. Tentunya dengan tetap menerapkan protokol kesehatan dan telah diperbolehkan untuk mudik Lebaran.
"Jika kita betul-betul menyiapkan ibadah Ramadhan dengan baik, otomatis kelambatan ekonomi kemarin akan bisa ditebus pada masa Lebaran ini," katanya dikutip Antara.
Anas mengatakan, biasanya setiap Ramadhan terdapat peningkatan konsumsi. Hal itu berdampak terhadap membaiknya aktivitas perdagangan yang digerakkan sektor ritel dan pelaku UMKM.
Apalagi, lanjut dia, aktivitas masyarakat menunjukkan perbaikan karena pelonggaran pembatasan sosial. Tentunya, lanjut dia, hal ini membuat permintaan meningkat sehingga dunia usaha menambah intensitas produksi dan penjualannya.
Baca juga:
- Mudik Sudah Dibolehkan Tapi Jangan Ada yang Anggap Pandemi Sudah Berakhir
- Akhirnya, Umat Islam Bisa Terawih Berjamaah di Masjid Setelah Dua Tahun Jalani Pandemi COVID-19
- Mudik Lebaran Diperbolehkan, Masyarakat yang Belum Suntik Booster Tetap Wajib Tes COVID-19
- Kemenhub Terbitkan SE Baru Perjalanan Internasional
"Ini akan kami dorong terus, di sisi lain juga mobilitas masyarakat relatif tinggi sejalan dengan mulai melandainya COVID-19 harian dan adanya relaksasi kebijakan masyarakat yang di lakukan Pemerintah Kota Surabaya," katanya.
Meski demikian, Anas mengimbau masyarakat agar jangan sampai relaksasi yang diberikan Pemkot Surabaya membuat abai terhadap protokol kesehatan. Sebab hal itu berisiko membuat kelesuan ekonomi seperti yang terjadi saat awal pandemi.
Sebelumnya, Wali Kota Surabaya Eri Cahyadi mengatakan, untuk menggerakkan kembali roda perekonomian, pihaknya memanfaatkan platform digital sebagai obat penawar krisis ekonomi pada saat pandemi. Platform digital itu diberi nama e-Peken Surabaya.
Pada aplikasi tersebut, terdapat sekitar 500 pedagang toko kelontong yang menyediakan berbagai kebutuhan pokok. Tidak hanya itu, agar perekonomian terus berputar, Eri juga meminta ASN di Pemkot Surabaya untuk membeli bahan kebutuhan pokok di aplikasi e-Peken Surabaya.
"Saat ini UMKM tidak hanya ada kue, batik dan sebagainya. Akan tetapi juga ada UMKM yang berupa bahan-bahan untuk kebutuhan bangunan, seperti paving, pasir dan lain sebagainya," ujarnya.