Mudik Sudah Dibolehkan Tapi Jangan Ada yang Anggap Pandemi Sudah Berakhir
Ilustrasi Photo by Mantas Hesthaven on Unsplash

Bagikan:

JAKARTA - Anggota Komisi IX DPR RI Rahmad Handoyo menyambut positif kebijakan pemerintah yang mengizinkan masyarakat melakukan perjalanan mudik pada Ramadan dan Idulfitri 2022.

"Kebijakan ini jangan disambut secara berlebihan, masyarakat jangan bereforia. Apalagi kalau menganggap pandemi sudah berakhir. Salah besar!" beber Rahmad Handoyo di Jakarta, Jumat, 25 Maret.

Politikus PDIP itu mengingatkan, pandemi COVID-19 masih jauh dari selesai. Karena itu, dia menilai, masyarakat harus selalu mengedepankan asas kehati-hatian dalam beraktifitas.

"Bukan kata pandemi belum selesai tapi kata WHO. Lembaga kesehatan dunia ini masih terus mewanti-wanti bahwa pandemi mash jauh dari selesai. Karena itu, asas kehati-hatian harus selalu dikedepankan,” imbau Rahmad.

Menurut Rahmad, Indonesia harus berkaca dari kasus COVID-19 yang terjadi dibeberapa negara di Eropa. Kata dia, sejumlah negara di Eropa yang tadinya kasus positif COVID-19 sudah melandai, bisa kembali meledak lantaran kebijakan pelonggaran.

“Mungkin karena adanya tekanan publik, tekanan politik dan sosial budaya, banyak negara di Eropa yang melonggarkan aturan dan sangat terbuka. Bahkan ada yang tidak mewajibkan pemakaian masker di ruang publik, justru lihat lah sekarang, di sana terjadi ledakan. Ada yang kasus positif perhari hingga 200 ribu, dan rumah sakit penuh kembali,” terangnya.

Selain Eropa, lanjut Rahmad, juga terjadi di Korea Selatan. Dia mengatakan, di negara ginseng tersebut, saat ini telah menembus 10 juta kasus atau hampir 20 persen dari jumlah populasi negara tersebut. Saat ini Korea Selatan kasus positifnya tertinggi di dunia.

“Saya kira kasus di Eropa juga di Korea Selatan harus jadi perhatian kita bersama. Kita tentu tidak mau setelah melandai seperti saat ini kemudian meledak lagi. Karena itu kita harus berhati-hati,” tegas Rahmad.

Agar tidak kebablasan, sambung Rahmad, pada momentum lebaran ini seluruh warga tanpa kecuali harus benar-benar bertanggung jawab akan keselamatan dirinya, lingkungannya dan keselamatan warga di tempat mudik.

“Kita harapkan agar saat melakukan perjalanan mudik, masyarakat tetap menggunakan protokol kesehatan. Ini tidak boleh ditawar-tawar," katanya.

Menyambut momentum mudik, legislator PDIP Dapil Jawa Tengah itu menghimbau kepada masyarakat agar segera mengikuti program vaksinasi. Serta mendapatkan vaksin booster.

“Yang belum divaksin segeralah vaksin. Ayo, ikuti petunjuk pemerintah. Kalau memang harus booster, ya silahkan booster. Mulai dari sekarang carilah fasilitas booster,” katanya.

Rahmad menambahkan, untuk mengendalikan laju penyebaran COVID-19 sebetulnya dibutuhkan kerja sama semua pihak, termasuk masyarakat yang akan dikunjungi. Jelang musim mudik, kata dia, warga harus kembali menggiatkan program kampung tangguhnya, menyiagakan satgas RT/RW untuk saling mengingatkan agar tidak bereforia dan mewanti-wanti saudaranya untuk booster atau paling tidak minimal vaksin lengkap.

“Kalau ada saudara atau kerabat yang belum vaksin lengkap, warga hendaknya meminta agar yang bersangkutan tidak mudik. Ketegasan seperti ini perlu dibutuhkan. Tujuannya, ya untuk saling menjaga,” demikian Rahmad.

Sebelumnya, Menteri Koordinator Bidang Pembangunan Manusia dan Kebudayaan (Menko PMK) Muhadjir Effendy memberi sinyal masyarakat diperbolehkan mudik saat Lebaran Idul Fitri April-Mei 2022.

"Belum dibahas (secara detail), tapi insya Allah mudik boleh. Insyaallah. Mau kita rapikan saja aturannya," ujar Muhadjir Effendy,di kantor Kemenko PMK Jalan Medan Merdeka Barat, Jakarta, Selasa, 22 Maret.

Ia mengungkapkan salah satu persyaratan mudik tersebut adalah Masya sudah melaksanakan vaksinasi COVID-19 lengkap dan vaksin booster.

"Untuk jaga-jaga, marilah kita segera melengkapi dua dosis vaksin dan booster. Ramai-ramai booster. Kita pastikan mereka yang booster aman untuk mudik," tambah Muhadjir Effendy.