Bagikan:

JAKARTA - Pengembang properti milik konglomerat Soetjipto Nagaria, PT Summarecon Agung Tbk (SMRA) mencatatkan kinerja yang apik di 2021. Laba dan pendapatan perseroan mampu tumbuh signifikan di sepanjang tahun lalu.

Dalam laporan keuangan Summarecon, yang dikutip Senin 28 Maret, perseroan mengalami lonjakan laba tahun berjalan yang dapat diatribusikan kepada pemilik entitas induk hingga 80,45 persen menjadi Rp323 miliar dibanding periode yang sama tahun lalu yakni Rp179 miliar. Pertumbuhan laba itu didominasi oleh hasil penjualan rumah.

Segmen penjualan rumah kepada pihak ketiga melonjak 36,68 persen menjadi Rp2,72 triliun dari sebelumnya menyumbang Rp1,99 triliun pada tahun 2020 silam. Disusul oleh penjualan pada segmen apartemen sebanyak Rp715,68 miliar, bangunan komersial Rp446,63 miliar, kavling dan perkantoran masing-masing menyumbang Rp175,84 miliar dan Rp53,59 miliar serta lainya Rp36 miliar.

Selain itu perseroan juga mencatatkan peningkatan pemasukan dari segmen investasi properti yang berjumlah Rp917,71 miliar atau naik 2,69 persen dari sebelumnya Rp893,63 miliar. Sumbangsih terbesar dikontribusi oleh segmen mall dan retail pihak ketiga yakni Rp809,20 miliar.

Bertumbuhnya beberapa segmen itu berhasil mengangkat pendapatan neto SMRA menjadi Rp5,56 triliun. Raihan tersebut meningkat 10,76 persen dari sebelumnya Rp5,02 triliun.

Kemudian beban pokok penjualan langsung tercatat sebanyak Rp2,97 triliun, juga meningkat 8,79 persen dari sebelumnya di tahun 2020 lalu Rp2,73 triliun. Dengan begitu total laba kotor dari SMRA tercatat sebesar Rp2,59 triliun.

Beban penjualan dan umum administrasi sebesar Rp306,21 miliar dan beban umum administrasi Rp733,35 miliar, masing-masing meningkat 11,16 persen dan menurun 1,78 persem. Adapun beban operasi SMRA juga meningkat signifikan dari Rp2,46 miliar di 2020 menjadi Rp 1,80 miliar pada akhir 2021.

Keuntungan dari SMRA dipertebal oleh pendapatan keuangan yang tercatat naik tipis 1,03 persen menjadi Rp192,29 miliar dari sebelumnya Rp190,33 miliar. Laba pada ekuitas asosiasi melesat menjadi Rp8,30 miliar atau naik 37,40 persen dari Rp6,07 miliar.

Sementara itu hingga akhir Desember 2021, total aset perseroan berjumlah Rp26,04 triliun yang terdiri dari aset tidak lancar Rp13,01 triliun dan aset lancar Rp13,03 triliun. Sedangkan total liabilitas Rp14,81 triliun atau menurun 6,44 persen dari sebelumnya Rp15,83 triliun.