JAKARTA - PT Summarecon Agung Tbk (SMRA) berhasil mencatat marketing sales atau pra-penjualan pemasaran sebesar Rp3,3 triliun di tahun 2020. Pencapaian tersebut atau melampaui revisi target yang ditetapkan perseroan yaitu sebesar Rp2,5 triliun.
Direktur Utama Summarecon Agung, Adrianto P Adhi usai Rapat Umum Pemegang Saham Tahunan (RUPST) Summarecon, Selasa 24 Agustus mengatakan, kinerja perseroan yang cukup baik di tahun 2020 turut dipicu meningkatnya kebutuhan properti untuk tempat tinggal maupun usaha.
"Daya beli masyarakat yang terdampak pandemi dapat tertanggulangi dengan penawaran skema pembayaran yang cukup bersahabat dan tingkat suku bunga kredit relatif rendah. Hal ini membuat properti semakin mudah dijangkau oleh masyarakat," kata Adrianto.
Sepanjang 2020, pengembang properti milik konglomerat Soetjipto Nagaria ini mencatat total pendapatan sebesar Rp5 triliun. Usaha Pengembangan Properti masih menyumbangkan kontribusi tertinggi dengan pendapatan operasional sebesar Rp3,7 triliun atau berkontribusi 73 persen dari total pendapatan, dan laba usaha sebesar Rp 1,23 triliun atau berkontribusi sebesar 96 persen dari total laba usaha perusahaan sebesar Rp1,27 triliun.
Penjualan masih didominasi produk hunian baik landed maupun vertikal sebanyak 79 persen, disamping komersial dan produk lainya. Pra-penjualan pemasaran tersebut berasal dari tujuh lokasi Summarecon yaitu Kelapa Gading, Serpong, Bekasi, Bandung, Karawang, Makassar, dan Bogor.
"Summarecon Bogor adalah township terbaru yang dibuka pada Oktober 2020 dengan peluncuran perdana 555 unit properti senilai Rp 1,2 triliun, seluruh unit tersebut habis terjual selama 2 hari pemasaran," kata Adrianto.
Sementara pembatasan mobilitas mengakibatkan sebagian besar operasi bisnis di sektor pusat perbelanjaan, hotel, dan klub komunitas ditangguhkan dan/atau ditutup ehingga mengurangi sumber pendapatan. Unit Usaha Investasi dan Pengelolaan Properti mencatat pendapatan Rp894 miliar, turun Rp705 miliar atau 44 persen dibandingkan pendapatan tahun lalu sebesar Rp1,5 triliun.
Unit usaha ini memberikan kontribusi sebesar 18 persen dari total pendapatan di mana 91 persen di antaranya berasal dari bisnis mal dan ritel.
"Secara geografis, Kelapa Gading masih menjadi kontributor tertinggi dengan 48 persen pendapatan diikuti Serpong (32 persen) dan Bekasi (19 persen)," kata dia.
BACA JUGA:
Segmen usaha lainnya meliputi hotel, klub rekreasi masyarakat, pengelolaan township dan berbagai fasilitas lainnya untuk mendukung dan melengkapi kerja terpadu sebuah township. Pendapatan dari bisnis ini turun 36 persen menjadi Rp466 miliar.
Dalam RUPST 2021, perseroan juga mengumumkan jajaran manajemen.
Dewan Komisaris
- Soetjipto Nagaria (Komisaris Utama)
- Harto Djojo Nagaria (Komisaris)
- Edi Darnadi (Komisaris Independen)
- Lexy Arie Tumiwa (Komisaris Independen)
- Ge Lilies Yamin (Komisaris Independen).
Dewan Direksi
- Adrianto P. Adhi (Direktur Utama)
- Liliawati Rahardjo (Direktur)
- Soegianto Nagaria (Direktur)
- Herman Nagaria (Direktur)
- Sharif Benyamin (Direktur)
- Lidya Tjio (Direktur)
- Nanik Widjaja (Direktur)
- Jason Lim (Direktur).