Bank Syariah Dinilai Kurang Berkembang, Anggota Komisi XI DPR Sebut Kalah dari Bank Konvensional: Kami Gelisah padahal Kita Negara Muslim Terbesar di Dunia
Ilustrasi. (Foto: Dok. Antara)

Bagikan:

JAKARTA - Anggota Komisi XI DPR RI Ela Siti Nuryamah mengungkapkan kegelisahannya dengan ketertinggalan perbankan syariah dibandingkan perbankan konvensional. Ela juga mempertanyakan masalah yang ada di balik pengembangan sektor perbankan syariah di Indonesia.

"Kami cukup gelisah terkait dengan pengembangan perbankan syariah karena memang negara kita adalah bagian muslim terbesar di dunia, namun peringkat ekonomi syariah kita cukup rendah. Nah kira-kira ada masalah apa? Atau bisa kami diperjelas terkait apa yang menjadi masalah yang membuat perbankan syariah kita masih jauh dengan perbankan yang sifatnya konvensional," ungkap Ela dalam keterangannya yang dikutip Kamis 24 Maret.

Selain terkait perkembangan sektor perbankan syariah secara keseluruhan, ia juga menyoroti ketertinggalan bank-bank syariah dalam melakukan digitalisasi layanan perbankan.

"Terus juga terkait digitalisasi bank syariah juga masih cukup kalah dengan bank konvensional," lanjutnya.

Ia mendorong perbankan syariah menjadi top of the brand di dunia untuk bisa mengejar ketertinggalan pada digitalisasi perbankan.

Sementara itu beberapa waktu yang lalu Direktur Utama PT Bank Syariah Indonesia Tbk Hery Gunardi mengungkapkan pertumbuhan dana pihak ketiga (DPK) perbankan syariah telah melampaui bank konvensional dalam kurun lima tahun terakhir.Dalam kurun waktu tersebut, DPK bank syariah tumbuh sebesar 13,8 persen, sementara perbankan konvensional mengalami kenaikan 7,8 persen. Menurutnya, kondisi ini mencerminkan preferensi masyarakat Indonesia terhadap perbankan syariah kian kuat.

Berdasarkan data Otoritas Jasa Keuangan (OJK) tercatat total DPK perbankan syariah nasional mencapai Rp548,10 triliun. Pada saat bersamaan, DPK yang dihimpun BSI sebanyak Rp233,25 triliun atau tumbuh 11,12 persen secara tahunan.