BI: Pertumbuhan Ekonomi Tahun Ini di Kisaran 4,7-5,5 Persen
Ilustrasi (dok. Antara)

Bagikan:

JAKARTA - Bank Indonesia (BI) memproyeksikan bahwa pertumbuhan ekonomi nasional pada tahun 2022 ini bakal berada di rentang kisaran 4,7 hingga 5,5 persen, dengan dukungan dari konsumsi swasta yang lebih kuat, kinerja ekspor yang solid, dan investasi yang lebih baik sebagai penopang utamanya.

Proyeksi pertumbuhan tersebut juga turut didukung oleh peningkatan mobilitas masyarakat, semakin cepatnya peluncuran program vaksinasi, pembukaan kembali pusat-pusat ekonomi, dan juga kebijakan yang sedang berjalan.

"Proyeksi(pertumbuhan ekonomi)nya seperti itu. Lalu sektor-sektor utama seperti industri manufaktur, perdagangan, konstruksi, dan pertanian juga akan mendapatkan momentum ekonomi pada tahun ini," ujar Deputi Gubernur Bank Indonesia (BI), Juda Agung, Deputi Gubernur Bank Indonesia (BI) Juda Agung, sebagaimana dilansir Antara, Senin, 14 Maret.

Selain itu, menurut Juda, sektor pariwisata juga diharapkan dapat memulai momentum dengan normalisasi mobilitas, terutama dengan adanya perhelatan Moto GP di Mandalika, Lombok.

Di sisi lain, Juda juga menyampaikan bahwa sektor ekonomi industri halal terus menunjukkan ketahanannya di masa pandemi. Termasuk di dalamnya bisnis syariah yang tumbuh positif dalam basis pemulihan, sejalan dengan peningkatan aktivitas bisnis nasional.

Berdasarkan Global Islamic Economic Report baru-baru ini, peringkat Indonesia dalam pengembangan ekosistem ekonomi dan keuangan syariah telah meningkat secara signifikan dibandingkan tahun 2018.

"Hal ini menunjukkan bahwa Indonesia memiliki percepatan dan perkembangan ekonomi syariah yang signifikan dan khususnya dalam industri halal," tutur Juda.

Sementara terkait prospek jangka menengah dan panjang, BI juga meyakini bahwa perekonomian Indonesia akan kembali ke jalur yang lebih tinggi.

Prospek tersebut didukung oleh perbaikan ekonomi global, peningkatan produktivitas domestik sebagai akibat dari reformasi struktural termasuk percepatan reformasi digitalisasi ekonomi, keuangan negara, dan pasar primer, serta penguatan sektor usaha kecil dan menengah.

"Pengembangan ekonomi syariah dan keuangan halal, termasuk industri halal juga sangat berkontribusi terhadap kinerja ekonomi secara keseluruhan," tegas Juda.