Bagikan:

JAKARTA - PT Buana Finance Tbk (BBLD) meraih kinerja positif di 2023. Perseroan telah mengadakan Rapat Umum Pemegang Saham Tahunan (RUPST) tahun buku 2023 pada hari, Senin 20 Mei dengan beberapa hasil keputusan.

Berdasarkan hasil RUPST ini, juga telah disetujui di antaranya penetapan penggunaan laba bersih perusahaan untuk tahun buku 2023 yaitu rencana pembagian dividen.

"Berdasarkan Hasil RUPST perseroan juga menetapkan akan membagikan dividen bagi para pemegang saham," ungkap manajemen Buana Finance dalam keterangan tertulisnya.

Secara umum kinerja perusahaan pada tahun 2023 mengalami peningkatan jika dibandingkan dengan tahun 2022. Total aset perusahaan di sepanjang tahun 2023 tercatat sebesar Rp5,79 triliun.

Jumlah ini tumbuh 25,04 persen atau setara Rp1,16 triliun secara tahunan dibandingkan dari tahun 2022 yang tercatat sebesar Rp4,63 triliun.

Pertumbuhan total aset terutama disebabkan oleh peningkatan piutang pembiayaan bersih sebesar 32,93 persen dari sebelumnya Rp3,96 triliun menjadi Rp5,26 triliun.

Sementara pendapatan perusahaan tercatat senilai Rp725,78 miliar di tahun 2023, raihan ini naik 20,99 persen dibandingkan tahun 2022 sebesar Rp599,88 miliar.

Buana Finance juga berhasil membukukan laba bersih tahun berjalan sebesar Rp105,01 miliar, meningkat 20,07 persen dari pencapaian tahun 2022 yang sebesar Rp87,46 miliar.

Peningkatan tersebut secara umum ditopang oleh peningkatan total pendapatan perusahaan. Sejalan dengan hal tersebut, tingkat pengembalian atas modal (ROE) dari laba bersih perusahaan pada tahun 2023 juga tercatat meningkat menjadi 7,75 persen, dibandingkan 6,83 persen pada tahun 2022.

Perusahaan berhasil menjaga kualitas piutang dengan cukup baik, dimana tingkat piutang bermasalah (Non-Performing Financing) tahun 2023 tercatat sebesar 0,74 persen. Nilai ini sedikit lebih tinggi dibandingkan posisi di tahun 2022 yang sebesar 0,67 persen, namun tetap terjaga di bawah tingkat NPF industri pembiayaan.

Adapun tingkat piutang bermasalah diukur dari rasio antara jumlah piutang atas fasilitas yang telah jatuh tempo di atas 90 hari, yang tercatat Rp39,07 miliar, dibandingkan dengan jumlah piutang keseluruhan.