Bagikan:

JAKARTA—Menteri Koordinator Bidang Perekonomian Airlangga Hartarto menyoroti krisis energi dunia yang terjadi saat ini menjadi peluang sekaligus mengafirmasi komitmen transisi dan investasi menuju energi baru terbarukan atau energi bersih.

Peluang tersebut muncul karena Indonesia memiliki potensi green energy. Yakni pada tenaga surya, angin, air, dan geothermal.

"Pengembangan green energy dapat mendukung ketahanan energi berbasis pulau yang sesuai dengan kondisi geografis Indonesia," tutur Menko Airlangga dalam keterangannya, dikutip Rabu 23 Maret.

Selain green energy, pemerintah berupaya membangun ketahanan kesehatan. Baik dalam hal infrastruktur, SDM, maupun industri kesehatan. Surveillance terus diperkuat guna mengantisipasi munculnya varian baru Covid-19.

Sementara itu, komitmen investasi pada pembangunan sistem kesehatan juga tercermin dalam implementasi APBN 2022.

"Pembangunan di sektor kesehatan memiliki multiplier effect yang tinggi terhadap ekonomi dan penciptaan lapangan kerja. Komitmen terhadap perbaikan sistem kesehatan akan meningkatkan kepercayaan dan kemampuan Indonesia dalam menghadapi risiko di masa mendatang,” tutur Airlangga yang juga Ketua Komite Penanganan Covid-19 dan Pemulihan Ekonomi Nasional (KPCPEN) ini.

Airlangga menambahkan, dari sisi ketahanan pangan pemerintah berkomitmen meningkatkan produktivitas pertanian dan perikanan melalui berbagai strategi.

Antara lain, implementasi Undang-Undang Cipta Kerja terkait penyederhanaan, percepatan, kepastian dalam perizinan, serta persetujuan ekspor/impor; digitalisasi UMKM pertanian dan perikanan; pengembangan sistem logistik pangan bersinergi dengan BUMN; penguatan kerja sama antar daerah dalam pemenuhan pangan; pembentukan BUMN Pangan; dan peningkatan kompetensi SDM pertanian untuk beradaptasi terhadap perubahan iklim.

Dengan berbagai peluang itu, Airlangga menegaskan, Indonesia tetap optimistis pemulihan ekonomi bisa diakselerasi dan tumbuh lebih baik pada 2022. Meskipun, harus diakui, hampir seluruh negara di dunia menghadapi tantangan ditengah pandemi Covid-19.

Namun, perekonomian Indonesia masih ditopang sektor eksternal yang resilience dengan transaksi berjalan yang mencatatkan surplus, nilai tukar rupiah dan IHSG terus menguat, serta rasio ULN terhadap PDB pada level aman.

Airlangga mengatakan, dengan berbagai tantangan dan peluang yang ada, pemerintah optimistis ekonomi Indonesia tumbuh di atas 5,2 persen (yoy).

“Krisis telah mengajarkan kita betapa pentingnya membangun ketahanan, baik ketahanan kesehatan maupun ekonomi, khususnya di sektor pangan dan sektor energi,” 

Menurut Ketua Umum Partai Golkar ini, dengan kerja sama seluruh stakeholders, Indonesia terbukti mampu melewati dan beradaptasi dari krisis pandemi.

“Ke depan, kerja sama perlu terus ditingkatkan sehingga Indonesia tidak hanya berhasil melewati krisis, namun juga memanfaatkan peluang-peluang yang ada untuk mencapai tujuan ekonomi dan pembangunan perekonomian ke depan,” tegas Airlangga